TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang pada kunjungannya ke Nusa Tenggara Timur. Pembangunan bendungan ini sudah dilakukan sejak 20 Desember 2014.
"Proses pembangunan Bendungan Raknamo saat ini sudah mencapai 15,76% dengan target penyelesaian seluruhnya pada 2019," seperti disampaikan oleh Staf Komunikasi Presiden, Teten Masduki, melalui keterangan tertulis, Sabtu, 25 Juli 2015.
Pembangunan bendungan ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan persediaan air baku di Kabupaten Kupang dan mendukung pengembangan daerah irigasi di Kecamatan Naibonat, Desa Raknamo dan Desa Manusak, pengendalian banjir, pariwisata dan pembangunan pembangkit tenaga listrik tenaga mikto hidro (PLTMH) sebesar 0,216 MW.
Selain itu, bendungan Raknamo juga diproyeksikan menciptakan 2,668 hektar lahan menjadi areal potensial sawah. Bendungan yang terletak di Sungai Noel Puamas, Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefete, Kabupaten Kupang ini bakal menyerap dana sekitar Rp 710,610,540,000 yang diambil dari APBN.
Bendungan Raknamo yang memiliki luas genangan 147,3 hektar ini bakal mampu menyediakan air irigasi untuk wilayah seluas 1,250 hektar dengan kapasitas penyediaan air baku 0,10 meter kubik/detik dan mampu mengurangi debit banjir sebesar 310 meter kubik/detik.
Baca Juga:
Perpres Nomor 2 Tahun 205 tentang RPJMN 2015-2019 menetapkan pembangunan 49 waduk pada tahun 2019, antara lain Waduk Raknamo, di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sedangkan Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan pembangunan 65 bendungan (kebutuhan dana Rp 66,4 trilliun) dan 49 Waduk baru (kebutuhan dana Rp 54,8 trilliun) pada 2015.
Selain Bendungan Raknamo, bendungan lain yang ada di NTT adalah Bendungan Rotiklod, Bendungan Kalhua, Bendungan Napunngete, dan Bendungan Mbay.
TIKA PRIMANDARI