TEMPO.CO, Jember - Bandar Udara Noto Hadinegoro, Jember, kembali beroperasi, Senin, 20 Juli 2015, setelah sempat ditutup hingga Sabtu akhir pekan lalu. "Mulai kemarin dan hari ini sudah ada penerbangan," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Bandara Noto Hadinegoro, Edy Purnomo, Senin, 20 Juli 2015.
Edy mengatakan penutupan bandara sebelumnya diberlakukan atas notice to airman (notam) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, yang didasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi dan Jember. Laporan itu sebelumnya menyebutkan, arah sebaran abu Raung ke arah barat laut, utara, dan barat.
Akibatnya bandara terpapar abu Raung. Kendati sempat ditutup, Edi mengatakan tidak ada penumpukan penumpang di bandara. "Tidak ada penumpukan penumpang, karena sebelumnya sudah diinfo oleh Garuda," kata Edi. Seperti diberitakan sebelumnya status aktivitas Gunung Raung tetap siaga.
Informasi yang diperoleh Tempo dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, menyebutkan hasil pengamatan secara visual dan kegempaan petugas Pos Pengamatan Gunung Api Raung di Songgon, Banyuwangi, pada Senin pagi, 20 Juli 2015, cuaca cerah dan angin tenang. Suhu udara 18 derajat Celsius. Gunung itu kadang jelas, kadang tertutup kabut.
Asap kelabu tebal hingga sedang berembus hingga ketinggian 1.500 meter dari bibir kawah ke arah timur laut. Pada malam hari terlihat cahaya api di atas kawah Raung. Sedangkan berdasarkan pengamatan kegempaan, tremor masih menerus dengan amplitudo 5 hingga 32 milimeter dan dominan pada angka 25 milimeter.
Aktivitas vulkanis Gunung Raung juga tampak dari semburan abu Gunung Raung. Tremor menerus yang masih terjadi pada aktivitas vulkanik Gunung Raung, menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi karena ada pergerakan fluida atau magma encer dari bawah kawah Gunung Raung.
DAVID PRIYASIDHARTA