TEMPO.CO, Ternate - Ratusan pengungsi erupsi Gunung Gamalama yang tersebar dua titik pos pengungsian di Kecamatan Ternate Utara mengalami kekurangan selimut. Akibatnya puluhan pengungsi usia lanjut terancam terserang penyakit demam tinggi.
Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Ternate Yusuf Sunya mengatakan, kebutuhan selimut untuk pengungsi Gunung Gamalama yang disiapkan Pemerintah Kota Ternate pasca-evakuasi warga di dua kelurahan di Kecamatan Ternate Pulau, hanya mampu untuk mencukupi tidak lebih dari 500 jiwa.
Padahal jumlah pengungsi Gunung Gamalama yang terdata lebih dari 195 kepala keluarga atau 876 jiwa yang tersebar di dua pos pengungsian. Jumlah ini belum termasuk warga yang mengungsi di perbatasan Kecamatan Ternate Pulau yang diprediksi mencapai 812 jiwa. Karenanya itu pihaknya masih membutuhkan tambahan kebutuhan selimut dan matras.
“Kami juga masih membutuhkan makanan untuk anak-anak dan bayi. Beberapa kebutuhan seperti buffer stock juga masih kurang,” kata Yusuf kepada Tempo, Senin, 20 Juli 2015
Menurut Yusuf, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Dinas Sosial saat ini sedang berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Maluku Utara guna membahas kekurangan tersebut. Dinas juga sudah menyiapkan dua dapur umum di dua titik pos pengungsian, guna mengantisipasi dini terjadinya kekurangan makanan untuk pengungsi Gamalama.
Pemerintah Kota Ternate bahkan telah membagikan lebih dari 18 ribu masker dan matras serta menyiapkan kebutuhan dasar pengungsi di dua titik pos pengungsian. “Intinya kami akan berusaha melakukan langkah tanggap darurat semaksimal mungkin. Harapan kami Pemerintah Provinsi Maluku Utara segera bisa menyiapkan kekurangan kebutuhan itu,” ujar Yusuf.
Kepala Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Maluku Utara Ridwan Samad mengatakan, Pemerintah Provinsi Maluku Utara setidaknya sudah menyiapkan lebih dari seribu selimut guna memenuhi kekurangan kebutuhan pengungsi Gamalama. Pemerintah juga akan menyediakan pasokan kebutuhan makanan pengungsi Gamalama hingga lima hari ke depan.
“Sesuai dengan perintah gubernur, kami juga diminta untuk siaga dan membantu Pemerintah Kota Ternate dalam menangani bencana Gunung Gamalama. Kami diminta untuk berusaha sebaik mungkin memenuhi kebutuhan pengungsi Gunung Gamalama,” Ridwan.
Sebelumnya, Kamis, 16 Juli 2015, Gunung Gamalama mengeluarkan asap tebal disertai abu vulkanik hingga setinggi 1.000 meter. Akibatnya tiga kelurahan di Kecamatan Ternate Pulau diselimuti abu vulkanik. Bandara Sultan Babullah, Ternate, bahkan terpaksa ditutup untuk beberapa hari. Selain itu ratusan warga di dua kelurahan juga terpaksa dievakuasi.
BUDHY NURGIANTO