TEMPO.CO, Makassar - Pemerintah pusat segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah Papua untuk memperbaiki sejumlah bangunan yang rusak akibat kerusuhan di Tolikara. Termasuk, memberi bantuan modal usaha bagi para korban yang kiosnya terbakar.
”Pemerintah daerah membantu pembangunan masjid dan kios yang terbakar. Sedangkan pemerintah pusat membantu dari segi modal usaha bagi para korban,” ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menggelar open house di rumahnya di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, 19 Juli 2015.
Bentrok terjadi di Kabupaten Tolikara, sekitar empat jam dari Kabupaten Wamena, Papua, Jumat lalu, 17 Juli 2015. Ironisnya, bentrok yang berujung kerusuhan tersebut terjadi saat sejumlah warga menggelar salat Idul Fitri pada pukul 07.00 waktu setempat. Sebuah musala dilempar dan dibakar. Saat diserang, warga yang sedang menjalankan salat berhamburan keluar. Akibat peristiwa itu, enam rumah dan sebelas kios yang berada sekitar terbakar.
Ihwal kondisi terakhir di Tolikara, Kalla mengatakan, pemerintah terus memantau. Menurut dia, berdasarkan laporan Kepolisian RI kondisinya terkendali. Menurut Kalla, aparat penegak hukum telah bertindak sesuai kewenangannya dalam menyelesaikan keadaan di Tolikara.
Terkait dengan informasi adanya warga yang terluka akibat tindakan aparat, Kalla mengatakan bahwa hal yang dilakukan aparat merupakan salah satu standar operasional keamanan. Ini sekaligus membuktikan bahwa aparat bertindak tegas. ”Aturannya kan memang ada. Termasuk jika aparat terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan terhadap masyarakat yang membakar kios dan musala,” ujar Kalla.
Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan pemerintah provinsi terus berkoordinasi untuk pengamanan warga Sulawesi Selatan di Tolikara. Menurut Gubernur Syahrul, warga Sulawesi Selatan yang tinggal di Tolikara sebanyak 38 kepala keluarga. ”Semua berada dalam kendali penuh, terutama masalah keamanan. Kepolisian dan TNI selalu siap siaga,” ujar Syahrul seusai menghadiri open house di kediaman Kalla.
Ihwal kekhawatiran kerusuhan Tolikara merembet dan berdampak hingga ke Sulawesi Selatan, Syahrul yakin hal itu tidak akan terjadi. ”Warga Bugis-Makassar tidak pernah membawa pulang konflik ke kampung halaman,” ujar Syahrul.
IIN NURFAHRAENI DEWI PUTRI