TEMPO.CO, Ternate - Tim Penanggulangan Bencana Daerah Pemerintah Kota Ternate terpaksa mengevakuasi sedikitnya 876 orang pada Sabtu 18 Juli 2015, lantaran aktivitas gunung Gamalama tercatat terus mengalami peningkatan.
Thamrin Marsaoly, salah stau anggota tim penangulangan bencana gunung Gamalama Ternate mengatakan, ratusan orang yang dievakuasi merupakan warga yang berada di dua kelurahan yang terkena dampak Gunung Gamalama secara langsung.
Kelurahan tersebut adalah kelurahan Loto dan Togafo di Kecamatan Pulau Ternate. Mereka dievakuasi di dua pos pengungsian di Kecamatan Ternate Utara yaitu di SMK Negeri 2 Ternate dan Pangkalan TNI Angkatan Laut Ternate.
“Rata-rata yang dievakuasi adalah anak-anak, perempuan dan usia lanjut. Dan saat ini proses evakuasi sudah selesai dilakukan, tim penangulangan bencana bahkan sudah kembali,” kata Thamrin yang dihubungi Tempo, Sabtu 18 Juli 2015.
Menurut Thamrin, saat proses evakuasi, Pemerintah Kota Ternate setidaknya mengerahkan lebih 30 orang tenaga relawan dan 10 armada kendaraan truk untuk mengangkut warga di dua Keluarahan. Dalam prosesnya Pemerintah Kota Ternate juga dibantu personil dari TNI-Polri.
“Wali Kota Ternate bahkan saat ini sudah berada di pos pengungsian. Semua tim penangulangan bencana bahkan diminta untuk siaga,” ujar Thamrin.
Darno Lamane, Kepala Pos Pemantauan Gunung Gamalama mengatakan, aktivitas Gamalama hingga sore masih terekam mengeluarkan abu vulkanik dengan ketinggian 200-800 meter dan mengarah ke Barat Laut Ternate. Alat sesmograf bahkan mencatat terjadi 15 gempa tremor dengan amplitudo 8 milimeter dan gempa tektonik dengan amplitudo 42 milimeter.
“Statusnya pun masih pada waspada level dua. Kami juga sudah meningkatan aktivitas pengamatan,” kata Darno.
Kamis 16 Juli 2015 Gunung Gamalama mengeluarkan asap tebal disertai abu vulkanik setinggi 900 meter. Akibatnya aktivitas Bandara Sultan Babullah terpaksa ditutup. Gunung Gamalama yang merupakan satu dari lima gunung api di Maluku Utara setidaknya dihuni 300 ribu jiwa penduduk.
BUDHY NURGIANTO