TEMPO.CO, Sidoarjo- Sejumlah penumpang yang gagal berangkat akibat ditutupnya Bandara Internasional Juanda, Surabaya, sudah mulai meninggalkan bandara setelah mendapatkan pengembalian tiket atau refund.
Mereka memilih beralih ke transportasi darat untuk melanjutkan perjalanannya ke tempat tujuan.
"Kebetulan kan Yogyakarta bisa ditempuh dengan transportasi darat, jadi ya naik bus saja," ujar salah seorang penumpang Hanafi kepada wartawan di Bandara Juanda, Kamis, 16 Juli 2015.
Hanafi menambahkan bahwa dia memutuskan untuk memakai bus setelah mendapatkan kepastian refund tiket. Dia berencana menggunakan bus patas menuju Yogyakarta.
Hal yang sama juga disampaikan seorang penumpang lain bernama Anas. Dia juga memilih menggunakan bus untuk sampai ke daerah tujuannya yaitu Yogyakarta. "Saya nanti naik bus saja ke sana," kata Anas.
Menurut seorang pegawai dari Dinas Perhubungan yang mengatur keberangkatan bus Damri Bandara Juanda, Sukamto, sejak pukul 16.00 sore setidaknya ada sekitar 10 orang sampai 15 orang yang naik bus Damri untuk diantarkan menuju Terminal Bungurasih maupun Stasiun Pasar Turi.
Bus-bus Damri tersebut memang dipersiapkan untuk mengangkut para penumpang yang gagal berangkat. "Perintah atasan seperti itu," kata Sukamto.
Sementara itu pihak PT Angkasa Pura 1 memang menyediakan bus-bus tersebut untuk mengangkut para penumpang yang akan berpindah menggunakan transportasi darat. Hal ini sengaja dilakukan untuk memudahkan para penumpang.
"Ya memang kami sediakan," kata General Manager PT Angkasa Pura 1 Yanus Suprayogi.
Bandara Internasional Juanda ditutup akibat abu vulkanis Gunung Raung mengarah ke Surabaya dan berada di ketinggian antara 5.000 kaki sampai 18.000 kaki diatas permukaan laut, Kamis, 16 Juli 2015.
Selain Juanda tiga bandara di Jawa Timur juga ditutup yaitu Bandara Abdurahman Saleh Malang, Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, dan Bandara Notohadinegoro, Jember.
EDWIN FAJERIAL