TEMPO.CO, Surabaya -Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya, Jawa Timur, ditutup sejak Pukul 13.30, Kamis 16 Juli 2015. Penutupan akibat abu vulkanik dari Gunung Raung itu adalah yang kedua kalinya sejak aktivitas gunung itu meningkat pada bulan lalu.
General Manager PT Angkasa Pura 1, Yanus Suprayogi, kepada Tempo, mengungkap rencana penutupan sampai Pukul 20.30, tergantung perkembangan kondisi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. "Saat ini pihak Bandara Juanda masih menghitung berapa jumlah penerbangan yang ditunda atau dibatalkan," katanya.
Hingga Pukul 19.30, pihaknya menghitung total ada 222 penerbangan yang terdampak, terdiri dari 110 penerbangan keberangkatan dari Juanda dan sebanyak 112 penerbangan kedatangan menuju Surabaya. Secara keseluruhan, sebanyak 27.874 penumpang untuk sementara gagal berangkat. Hampir 10 ribu diantaranya adalah yang dijadwalkan terbang dari Juanda.
Yanus menyarankan agar penumpang yang mempunyai jadwal penerbangan dari Pukul 13.30 hingga Pukul 20.30 itu segera menemui pihak maskapai untuk mengurus penerbangannya. Untuk para penumpang yang ada di Juanda juga dapat mengunjungi crisis center yang dibuat di terminal keberangkatan. "Kami sarankan itu kepada penumpang," ujarnya.
Saat ini pihak PT Angkasa Pura telah berkoordinasi dengan otoritas bandara maupun BMKG untuk mengetahui perkembangan terakhir dari tiupan abu vulkanik dari Gunung Raung.
Seminggu yang lalu sebanyak lima bandar udara juga ditutup karena sebab yang sama. Penutupan berlaku pada Jumat, 10 Juli 2015. Kelima bandara tersebut adalah Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali; Bandara Internasional Lombok; Bandara Selaparang, Lombok; Bandara Blimbingsari, Banyuwangi; dan Bandara Notohadinegoro, Jember.
EDWIN FAJERIAL