TEMPO.CO, Jayapura - Bupati Kabupaten Lanny Jaya Befa Jigibalom mengatakan bencana yang melanda daerahnya pada 3-5 Juli 2015 dan telah menewaskan sebelas orang itu dikenal sebagai bencana embun beku.
"Embun beku ini merupakan siklus lima tahunan. Tapi tahun ini siklus terjadi hingga sembilan tahunan. Ini siklus teraneh di dunia," katanya kepada wartawan di Kota Jayapura, Kamis, 16 Juli 2015.
Menurut Befa, siklus embun beku ini merupakan siklus teraneh di dunia. Sebab, saat embun beku menyelimuti beberapa distrik di Lanny Jaya, pada siang harinya air embun berubah menjadi minyak dan menyebabkan hasil kebun bahkan tanaman lainnya mati. "Akibat bencana embun beku ini, masyarakat kami dipastikan tak ada makanan selama kurun waktu satu tahun ke depan karena lahan pertaniannya sudah rusak," ia menjelaskan.
Saat ini, kata Befa, di wilayah pegunungan tengah Papua, termasuk Lanny Jaya, sudah terjadi kemarau yang telah berlangsung sekitar satu bulan lebih. "Saya mengundang semua peneliti melakukan kajian ilmiah terhadap bencana embun beku yang terjadi di Lanny Jaya. Sebab di saat musim embun beku ini tiba, air yang biasa dikonsumsi juga berubah menjadi seperti minyak dan tak bisa lagi dikonsumsi," katanya.
Bencana embun beku yang awalnya dikenal sebagai hujan es oleh warga setempat ini melanda tiga distrik yang ada di Kabupaten Lannya Jaya, yakni Distrik Kuyawage, Distrik Wanua Barat, dan Distrik Gua Balim. "Dari sebelas warga yang meninggal dunia, lima di antaranya anak-anak yang menderita kedinginan dan kelaparan akibat kebun mereka gagal panen karena membeku," katanya.
Menurut Befa, pihaknya melalui Pemerintah Daerah Kabupaten Lanny Jaya telah menaikkan status bencana biasa menjadi bencana darurat yang melanda sekitar 20 ribu jiwa yang berada di Distrik Kuyawage, Distrik Wanua Barat, dan Distrik Goa Baliem. "Walau kami telah menyediakan 154 ton beras dan telah mendrop lima ton beras, obat-obatan, dan beberapa orang tenaga medis ke Kuyawage untuk disalurkan ke distrik lainnya, tapi kami masih sangat membutuhkan bantuan tambahan mengatasi masalah ini," katanya.
Hujan salju atau hujan es yang dikenal warga setempat sebagai bencana embun beku mulai melanda tiga distrik di Lanny Jaya pada 3 hingga 5 Juli 2015. Selain mengakibatkan sebelas orang meninggal, embun beku ini mengakibatkan banyak warga menderita kelaparan, diare, dan kedinginan. Sebab rata-rata suhu di lokasi benacan berkisar 0 hingga -2 derajat Celsius. Peristiwa serupa terakhir terjadi di Lanny Jaya pada 1989 silam.
CUNDING LEVI