TEMPO.CO, Jakarta - Asap tebal yang dikeluarkan Gunung Gamalama pada Kamis, 16 Juli 2015 membuat tiga kelurahan di Kecamatan Pulau Ternate diselimuti abu vulkanik. Akibatnya, aktivitas masyarakat terhenti.
Menurut Hasyim Yusup, Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah Kota Ternate, tiga kelurahan yang diselimuti abu vulkanik Gunung Gamalama merupakan kelurahan yang berada di kawasan bencana satu. Tiga kelurahan itu adalah Kelurahan Togafo, Loto, dan Taduma. Rata-rata abu vulkanik yang menyelimuti tiga kelurahan tersebut masih kategori tipis.
“Kami bahkan sudah membagikan 20 ribu masker untuk tiga kelurahan tersebut. Kami juga sudah meminta masyarakat untuk waspada. Namun secara umum kondisi Kota Ternate masih normal,” kata Hasyim kepada Tempo, Kamis, 16 Juli 2015
Hasyim mengatakan untuk mengantisipasi dampak buruk dari aktivitas Gunung Gamalama, Pemerintah Kota Ternate sudah menyiapkan sedikitnya lima titik pos pengungsian. Pihaknya bahkan telah menyiagakan langkah tanggap darurat bencana.
“Tapi semua itu akan dilakukan kalau aktivitas Gunung Gamalama terus menunjukkan peningkatan. Dan untuk saat ini kami masih pada sebatas pembagian masker untuk masyarakat terdampak,” ujar Hasyim.
Kamis, 16 Juli 2015 pukul 08.15 WIT, Gunung Gamalama mengeluarkan asap tebal disertai abu vulkanik setinggi 900 meter. Aktivitas Gamalama juga terdeteksi terjadi gempa tremor secara terus menerus mengalami amplitudo 4-6 milimeter. Bahkan, semua jalur pendakian telah ditutup dan masyarakat dilarang mendekati kawah gunung hingga radius 3-5 kilometer.
Gunung Gamalama merupakan satu dari lima gunung api yang ada di Maluku Utara. Gunung yang memiliki tinggi 1715 meter diatas permukaan air laut ini dihuni sedikitnya 300 ribu jiwa penduduk. Desember 2013 lalu Gunung Gamalama mengeluarkan asap tebal dan membuat Bandara Sultan Babullah Ternate ditutup hingga sepekan.
BUDHY NURGIANTO