TEMPO.CO, Jakarta -Mudik Lebaran sudah dimulai sejak Sabtu lalu. Para pemudik diminta mengenali medan jalan, khususnya jalan tol Cipali atau Cikopo-Palimanan. Kepala Subdirektorat Pendidikan dan Rekayasa Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Ipung Purnomo, mengatakan jalan tol Cipali merupakan salah satu titik rawan terjadinya kecelakaan. ”Karena ini jalan tol baru, belum banyak yang mengenali medannya,” ujar dia saat dihubungi, 12 Juli 2015.
Ipung menjelaskan, kondisi jalan tol berjarak 116, 75 kilometer yang cenderung lurus itu kerap membuat pengguna tol terlena. Kadang, kata dia, pengguna jalan tidak sadar telah memacu kendaraannya lebih dari 100 kilometer per jam. ”Batas aman maksimal adalah 80 sampai 100 kilometer per jam.”
Menurut dia, salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan adalah kelalaian pengemudi dan kelelahan. Karena itu, dia menyatakan pengemudi mesti beristirahat jika merasa lelah atau mengantuk. ”Kalau belum pernah melintas lalu terlena, fatal akibatnya,” kata dia.
Ipung mengingatkan pemudik pengguna jalan tol Cipali agar mesti memastikan bensin kendaraannya cukup ketika masuk tol tersebut. Soalnya, kata dia, hingga kini di tol Cipali belum ada stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU di sepanjang rest area tol itu.
Sekretaris Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI, Tulus Abadi, mengatakan jalan tol Cipali berpeluang menjadi puncak titik jenuh pemudik. Dia menyarankan agar pemudik beristirahat di tengah perjalanan saat melintas di tol tersebut. ”Di kilometer 50-60 usahakan mencari tempat istirahat,” kata dia. ”Kecepatan jangan melebihi 100 kilometer per jam. Cukup 80 kilometer per jam."
YLKI juga meminta pengelola jalan tol ikut andil menekan potensi kecelakaan. Sebab, kondisi jalur tol yang lurus dan panjang kerap membuat pengemudi terlena. ”Antisipasinya dengan membuat banyak rambu peringatan,” ujar Tulus.
DIMAS SIREGAR | RAYMUNDUS RIKANG