TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsuddin Haris, menilai Rhoma Irama mendirikan Partai Islam Damai Aman (Idaman) tak hanya untuk menyalurkan hak politiknya. Menurut dia, alasan lain Rhoma mendirikan Partai Idaman yakni kekecewaan. (Baca: Rhoma Irama Bentuk Partai Idaman, Haus Kekuasaan?)
"Alasan Rhoma Irama membuat partai baru tak lain, salah satunya, karena ingin melampiaskan kekecewaannya karena pernah gagal menjadi calon presiden dari partai besar," kata Syamsuddin Haris ketika dihubungi Tempo lewat telepon, Sabtu, 11 Juli 2015. "Apakah tujuannya semata-mata untuk kekuasaan?"
Berita Angeline Dibunuh
Begini Sandiwara Margriet yang Bikin Tetangga Geram
Kasus Angeline: Pengakuan Pria Sydney Pojokkan Putri Margriet
Syamsuddin menambahkan, mendirikan Partai Idaman merupakan hak politik Rhoma sebagai warga negara Indonesia. Namun karakter pendukung dalam dunia hiburan dan politik berbeda. "Para pendukung yang menyokong Rhoma sebagai penyanyi berbeda dengan mereka yang mendukung Rhoma sebagai politikus." (Baca: Rhoma Irama dan Partai Idaman, Begini Peluangnya di Pemilu)
Luthfi Zubaid, Sekretaris Jenderal Forum Silaturahmi Takmir Masjid dan Mushola Indonesia (Fahmi Tamami), mengapresiasi langkah kesatria bergitar ini. Sebab, tutur dia, ada masalah-masalah yang tak bisa diselesaikan hanya lewat dakwah dan lagu. "Kami ormas dan para fan tentu sangat mendukung," ujarnya. Fahmi Tamami adalah organisasi kemasyarakatan berbasis Islam bentukan Rhoma.
Langkah Rhoma mendirikan Partai Idaman pada Jumat, 10 Juli 2015, semakin menegaskan bahwa ia tak kapok menjajal peruntungan di dunia politik. Sebelumnya, si raja dangdut itu berkali-kali gagal menjadi calon presiden. Rhoma sejak 1977 adalah politikus Partai Persatuan Pembangunan. (Baca: Tidak Kapok Berpolitik, Rhoma Dirikan Partai Idaman)
Kiprahnya selama di PPP mampu menyedot pendukung lewat dakwah. Namun pada 1997 Rhoma aktif menjadi juru kampanye Partai Golkar. Banyak pendukung Rhoma di PPP yang kecewa. Namun, pada Pemilu 2009, Rhoma lompat balik ke PPP. (Baca pula: Tidak Kapok Berpolitik, Rhoma Dirikan Partai Idaman)
Pendiri orkes melayu Soneta Group itu kemudian digadang petinggi PPP akan diusung menjadi calon presiden. Namun pencalonannya gagal karena partai Ka'bah menilai elektabilitas Rhoma kalah dibandingkan dengan Suryadharma Ali, yang merupakan Menteri Agama era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (Baca: Rhoma Irama Bikin Partai Idaman, Pengamat: Mungkin Ada yang Tergila-gila )
Manuver Rhoma berlanjut lima tahun kemudian. Menjelang Pemilu 2014, Rhoma mendeklarasikan diri sebagai pendukung Partai Kebangkitan Bangsa. Sayangnya, dukungan itu tersebut bertepuk sebelah tangan. Ia kecewa karena tak menjadi calon presiden dari PKB, yang itu berkoalisi dengan PDI Perjuangan.
Rencananya, Sabtu, 11 Juli 2015, menurut Luthfi, Rhoma Irama menandatangani akta notaris sekaligus mendeklarasikan partainya untuk memperkenalkannya kepada khalayak umum. Setelah itu, Rhoma Irama dan timnya akan menyiapkan berkas pendirian partai itu untuk diajukan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. (Baca: Raup Rp 300 Juta, Rhoma Irama Penerima Royalti Terbesar)
Bbiaya pendaftaran ke Kementerian Hukum, menurut Luthfi, sudah dikumpulkan dari ormas dan para fan. Luthfi mengklaim Rhoma sebagai seniman yang melegenda memiliki basis massa yang kuat. Keluarganya pun secara otomatis akan bergabung dengan partai itu. Namun hingga kini belum jelas berapa persisnya pendukung resmi partai Rhoma.
PUTRI ADITYOWATI | URSULA FLORENE
Berita Terpopuler
Ngelencer, Ahok Damprat Wali Kota Jakarta Barat
Gugatan Ical Kandas di PTTUN, Agung Kembali Kuasai Golkar
Ini Akik Jenis Baru dari Fosil Kerang