TEMPO.CO, Jakarta - Rhoma Irama bakal mengumumkan berdirinya Partai Idaman, atau singkatan dari Partai Islam Damai Aman.
Rencananya hari ini, Sabtu, 11 Juli 2015, pedagangdut Rhoma Irama akan menandatangani akte notaris sekaligus deklarasi Partai Idaman. Setelah itu, Rhoma dan timnya akan menyiapkan berkas untuk diajukan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. (Baca: Rhoma Irama dan Partai Idaman, Begini Peluangnya di Pemilu)
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsuddin Haris, memprediksi partai besutan Rhoma Irama itu sulit mendapat dukungan signifikan pada Pemilihan Umum 2019. "Karena perubahan dukungan berlaku cepat. Pendukung Rhoma sebagai penyanyi berbeda dengan dia sebagai politikus," kata Syamsuddin saat dihubungi Tempo, Sabtu, 11 Juli 2015.
Berita Angeline Dibunuh
Begini Sandiwara Margriet yang Bikin Tetangga Geram
Kasus Angeline: Pengakuan Pria Sydney Pojokkan Putri Margriet
Menurut dia, Rhoma memang dapat mendirikan partai sesuai hak politiknya. Namun, Syamsuddin berharap Rhoma tidak mencampuradukkan kekuasaan dalam bermusik dan berpolitik. "Mungkin ada pengagum tergila-gila dengan dia, tapi dalam pemilu bagaimana? Tujuannya semata-mata untuk kekuasaan?" kata Syamsuddin. (Baca pula: Tidak Kapok Berpolitik, Rhoma Dirikan Partai Idaman)
Dia menilai latar belakang Rhoma membuat partai baru tak lain untuk melampiaskan kekecewaannya karena gagal menjadi calon presiden dari partai besar.
Raja dangdut pendiri grup Soneta itu berkali-kali gagal menjadi calon presiden. Sejak 1977, Rhoma bergabung di Partai Persatuan Pembangunan. Di Partai Kabah itu, Rhoma mampu menyedot pendukung lewat dakwah dan politik. Namun pada 1997 Rhoma aktif menjadi juru kampanye Partai Golkar. Banyak pendukung Rhoma di PPP yang kecewa.
Pada Pemilu 2009, Rhoma balik lagi ke PPP. Rhoma digadang-gadang akan diusung menjadi calon presiden oleh partai itu. Namun pencalonannya gagal karena PPP menilai elektabilitas Rhoma kalah dibanding Suryadharma Ali. (Simak: Raup Rp 300 Juta, Rhoma Irama Penerima Royalti Terbesar)
Menjelang Pemilu 2014, Rhoma mendeklarasikan mendukung Partai Kebangkitan Bangsa. Sayangnya, dukungan ini bertepuk sebelah tangan. Rhoma kecewa karena tak menjadi bakal calon presiden dari PKB yang saat itu berkoalisi dengan PDI Perjuangan.
PUTRI ADITYOWATI
Berita Terpopuler
Ngelencer, Ahok Damprat Wali Kota Jakarta Barat
Gugatan Ical Kandas di PTTUN, Agung Kembali Kuasai Golkar
Ini Akik Jenis Baru dari Fosil Kerang