TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta memprediksikan potensi polusi udara di kawasan wisata Malioboro bakal meningkat pesat selama puncak libur Lebaran nanti. Polusi udara karena terkonsentrasinya gas buang kendaraan bermotor, terutama karbonmonoksida dan timbal, itu diperkirakan mencapai tiga-lima kali lipat dari ambang normal.
"Lebaran ini kebetulan di musim kemarau yang panas kering, dan Malioboro minim pepohonan tapi padat kendaraan," ujar Kepala Subbidang Pemulihan Lingkungan BLH Kota Yogyakarta Pieter Lawoasal kepada Tempo, Jumat, 10 Juli 2015.
Baca Juga:
Pada hari-hari biasa, kandungan karbonmonoksida di Malioboro saat jam sibuk 30-42 ribu miugram, sementara ambang amannya di bawah 30 ribu miugram. Namun, dengan kepadatan kendaraan dan dampak macet, konsentrasi kadar polusi karbonmonoksida itu diprediksi tembus 145-150 ribu miugram per hari. "Jika angin minim, konsentrasi akibat gas buang kendaraan bermotor itu makin banyak dan sulit hilang," ucapnya.
Sedangkan kadar timbal pada hari normal Malioboro yang berkisar pada indeks 2 ppm per hari bisa meningkat menjadi 3-4 ppm per hari. "Peningkatan polusi terutama di dua titik terpadat, simpang Pasar Beringharjo dan depan Malioboro Mall," tuturnya.
Untuk meminimalkan meningkatnya kadar polusi Malioboro itu, BLH merekomendasikan pemicu kemacetan segera diatasi. Di antaranya dengan rutin melakukan buka-tutup arus lalu lintas pada jam-jam padat, terutama mulai pukul 10.00 sampai seusai magrib. "Kantung parkir juga sebaiknya didistribusikan ke luar Malioboro, agar kendaraan bermotor tak berhenti terlalu lama dan menyumbang polusi lebih besar," katanya.
Koordinator Lalu Lintas, Keamanan, dan Ketertiban Unit Pelaksana Teknis Malioboro Ahmad Syamsuddin berujar, saat puncak kunjungan Lebaran di Malioboro, jumlah kendaraan yang melintas per hari di atas 5.000 unit, baik roda dua maupun empat. "Kepadatan kendaraan itu sudah sejak pagi sampai jelang tengah malam, semua ke Malioboro," ucapnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Wirawan Hario Yudho menuturkan, selama puncak libur Lebaran, pemerintah dan kepolisian akan mulai menjalankan mekanisme buka-tutup arus di Malioboro. "Puncak kepadatan lalu lintas biasanya terjadi pasca-Lebaran. Tak hanya di Malioboro, tapi seluruh area yang menjadi pusat perbelanjaan," katanya.
PRIBADI WICAKSONO