Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) meminta Kepolisian Resor Kota Kediri bergerak cepat mengusut kasus pelecehan seksual yang dilakukan Koko kepada 17 anak-anak. Mereka khawatir kasus ini akan berkembang menjadi konflik horisontal bernuansa SARA.
Baca juga: Transaksi Intim Ayu Cs: Modusnya, Korban Ajak Gadis Lain
“Kita khawatir ini akan berkembang ke konflik horisontal bernuansa SARA,” kata Ketua FKUB Kediri Kiai Ma’ruf Anas, Kamis 9 Juli 2015. Kekhawatiran ini dilatarbelakangi pelaku pencabulan yang diketahui berasal dari etnis Tionghoa.
Ketua Sinode Gereja Baptis Indonesia (GBI) Kediri Pendeta Timotius Kabul meminta pemerintah menciptakan lingkungan yang aman, sehat, nyaman, dan damai untuk anak-anak. “Kasus ini merupakan bukti masih banyak anak-anak yang tak terlindungi,” katanya.
Ketua Divisi Advokasi Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Kediri Heri Nurdianto mengatakan hingga kini polisi belum sama sekali melakukan upaya kroscek terduga pencabulan Koko dengan para korban. Polisi terus berdalih belum memiliki petunjuk yang mengarah pada seseorang yang dimaksud oleh korban.
“Harusnya pengusutan ini mudah, polisi tinggal mengkonfrontir pelaku dengan korban,” kata Heri, Kamis 9 Juli 2015. Dengan banyaknya jumlah korban yang melapor, seharusnya bahan penyelidikan yang dibutuhkan polisi cukup banyak.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Kediri Ajun Komisaris Wisnu Prasetyo mengatakan hingga kini jumlah korban yang membuat laporan resmi ke penyidik belum bertambah dari lima anak. Menurut dia, kebanyakan korban berasal dari keluarga yang terpecah dan memiliki pergaulan bebas, sehingga terjebak dalam transaksi senilai Rp 400-700 ribu per orang itu.
Baca juga: Heboh Pilot Indonesia ke ISIS: 3 Faktor yang Mendorong
Saat ditanya alasan sulitnya melakukan identifikasi pelaku, Wisnu mengatakan masih melakukan pendalaman. “Kalau banyak saya buka, khawatir pelaku melarikan diri ,” katanya sambil berlalu.
HARI TRI WASONO
Baca juga:Transaksi Intim Ayu Cs: Modusnya, Korban Ajak Gadis Lain