Pada Februari lalu Hendratno mengikuti latihan penerbangan di Flight Safety International, sebuah sekolah penerbangan di St. Louis, Missouri. Latihan tersebut terjadi beberapa kali selama 3 tahun terakhir. Beberapa foto terkait dukungannya terhadap kegiatan ISIS seperti pemenggalan sandera, video propaganda, menyelingi foto kegiatannya di sana yang ia unggah lewat Facebook.
Baik AirAsia, tempat Ridwan dulu bekerja, maupun Fligt Safety International, tempat berlatih Hendratno, sampai saat ini menolak memberi keterangan apa pun terkait kabar ini. The Intercept, yang pertama kali memperoleh laporan dua WNI yang bergabung dengan ISIS ini, telah menghubungi kedua instansi tersebut.
"Perlu diketahui bahwan Ridwan Agustin dan Diah Suci Wulandari tidak lagi bekerja untuk AirAsia Indonesia. Maka dari itu kami tidak bisa berkomentar lebih jauh tentang mereka," ujar juru bicara AirAsia, Audrey Petriny. Diah Suci Wulandari adalah istri dari Ridwan yang dulu bekerja sebagai pramugari di satu maskapai yang sama.
Sejurus dengan AirAsia, juru bicara Flight Safety International juga menolak merespon pertanyaan dari The Intercept pada Senin lalu. "Saya benar-benar tidak tahu mengenai ini jadi saya tidak bisa berkomentar," kata Steve Philips.
Sidney Jones, kepala Institute for Policy Analysis yang berbasis di Jakarta, menyebut dua orang tersebut dapat menimbulkan ancaman besar. Menurutnya, pengetahuan dan akses mereka terhadap dunia penerbangan sanggup melukai banyak orang seperti yang terjadi dulu. "Sangat masuk akal jika pihak Australia terlihat resah atas temuan ini," ujarnya.
THE INTERCEPT | BINTORO AGUNG S
Baca juga:
Pastikan Kematian Angeline, Margriet Injak Kaki dan...
Pria Sydney Akhirnya Bongkar Peran Putri Margriet