TEMPO.CO, Balige - Asesor Global Geopark Network, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (GGN UNESCO) mulai meneliti kawasan Danau Toba, Sumatera Utara, untuk menetapkan Geopark Kaldera Toba (GKT) sebagai taman bumi warisan geologi dunia.
"Para asesor itu akan melakukan serangkaian penelitian dalam rangka penilaian GKT untuk diakui sebagai warisan geologi dunia dengan keragaman geologi, hayati, dan budaya yang masih terjaga," kata Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Toba Samosir Ultri Sonlahir di Balige, Kamis, 9 Juli 2015.
Proses penilaian ke lapangan dimulai hari ini dengan berangkat dari Medan menuju geosite air terjun Sipiso-piso, lalu Silalahi, dan seterusnya ke Aek Rangat, Sitio-tio, di Samosir dengan menggunakan perahu.
Keesokan harinya tim asesor berada di Sigulati-Samosir yang merupakan pusat informasi Geopark. Kemudian diteruskan ke Batu Parsidangan Huta Siallagan serta Batu Gantung di Parapat.
Setelah itu mereka berdiskusi dan mengobservasi Museum Batak TB Silalahi Center di Tobasa pada Sabtu, 11 Juli 2015. Di sini para asesor akan menikmati atraksi budaya tradisional Batak yang dikonservasi tari tortor Tumba, sekaligus memperkenalkan aksara dan seni ukir gorga Batak.
Di akhir kunjungannya pada Minggu,12 Juli 2015, para asesor akan mengobservasi Sipinsur, Kabupaten Humbahas, kemudian kembali ke Medan melalui Bandara Silangit, Kabupaten Tapanuli Utara.
"Kita berharap melalui kunjungan singkat dan penilaian yang dilakukan para asesor itu dapat memberikan masukan bagi perbaikan dan pengembangan GKT hingga diterima menjadi anggota GGN-UNESCO," kata Ultri.
Wakil Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi mengaku sangat mendukung jika Danau Toba dijadikan Geopark Global Network. "Kita semua harus berupaya secara bersama-sama agar harapan itu dapat terwujud," katanya.
ANTARA