TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso berjanji akan terus meningkatkan kualitas dan kinerja lembaga yang baru ditempatinya itu. Dia mengatakan akan menerapkan sistem intelijen baru. Yaitu menempatkan masyarakat sipil sebagai informan.
"Pekerjaan intelijen itu memerlukan banyak sekali informasi dari berbagai sumber. Karena itu, nanti BIN akan lebih terbuka," kata Sutiyoso di Istana Negara, Rabu, 8 Juli 2015. "Artinya, akan memberikan peluang kepada masyarakat untuk memberikan informasi apa saja, berpartisipasi, yang ada kaitannya dengan keamanan negara."
Keamanan negara yang dimaksud Sutiyoso mencakup banyak hal, antara lain bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Menurut Sutiyoso, salah satu tantangan terberat BIN yakni mencegah masuknya paham radikal dari Timur Tengah. "Karena paham itu masuk melalui doktrin dari dunia maya," ujarnya.
"Tentu ke depan kami harus melakukan counter terhadap ini. Untuk melakukan itu, kami harus memiliki alat yang super canggih. Seperti apa, tentu ini masalah teknis yang tak bisa saya jelaskan kepada kalian," kata Sutiyoso.
Dia juga berjanji akan meningkatkan jumlah personel. Musababnya, saat ini jumlah setiap personel BIN di tingkat kabupaten tak sebanding dengan jumlah penduduk setempat. Apalagi, kata dia, sebentar lagi akan digelar pemilihan kepala daerah serentak.
"Tapi prioritas pertama kami adalah penanganan pilkada serentak karena rata-rata satu anggota intelijen meng-handle tiga kabupaten. Itu tidak masuk akal, satu orang untuk tiga kabupaten, apalagi di luar Jawa," ujarnya.
REZA ADITYA