TEMPO.CO, Belopa – Setelah ditemukannya kandungan klorin di dalam pembalut menstruasi oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), kaum Hawa di Kabupaten Luwu khawatir. Mereka mengaku bingung memilih pembalut yang aman untuk kesehatan.
Indri, remaja di Belopa, Kabupaten Luwu, mengatakan, meski belum mengetahui dampak buruk klorin bagi kesehatan, dia mengaku khawatir dan tidak tahu apa alternatif yang bisa digunakan ketika haid atau menstruasi.
"Saya juga baru tahu informasinya. Kalau benar ada kandungan zat berbahaya, lalu apa solusinya. Pemerintah harusnya segera bertindak," ucap Indri setelah berbelanja di sebuah supermarket di Belopa, Rabu, 8 Juli 2015.
Selain Indri, sejumlah staf perempuan di Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu mengaku takut menggunakan pembalut. Mereka meminta pemerintah segera berkoordinasi dengan produsen pembalut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Suharkimin menuturkan kandungan klorin yang disematkan dalam pembalut berfungsi mempercepat serapan darah dan berdampak negatif pada organ reproduksi, bahkan bisa menyebabkan kanker.
"Bisa iritasi organ kewanitaan, keputihan, dan gatal-gatal. Kami akan berkoordinasi dengan instansi terkait soal langkah apa yang akan kita lakukan, karena masyarakat kita, khususnya kaum Hawa, mulai resah," kata Suharkimin.
HASWADI