TEMPO.CO, Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, berkunjung ke Bandung Command Centre, Balai Kota Bandung, Selasa, 7 Juli 2015 untuk bertemu dengan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil. Dalam pertemuan tersebut, Deddy Mizwar dan Ridwan Kamil membahas lanjutan rencana pembangunan gedung kesenian Internasional yang bakal dibangun oleh arsitek kelas dunia asal Inggris, Zaha Hadid, di Cikutra Kota Bandung.
"Kang Emil (Ridwan Kamil) sudah ketemu Zaha Hadid. Sambutan Zaha Hadid saat bertemu dengan Kang Emil cukup bagus dia akan bantu karena tidak semua bisa ketemu Zaha dan mau membantu," kata Deddy saat ditemui di Balai Kota Bandung, Selasa, 7 Juli 2015.
Deddy menambahkan, Gedung kesenian hasil desain Zaha Hadid ini merupakan gedung kesenian terbesar dan termewah di Indonesia. Dia berharap, seniman-seniman Jawa Barat bisa Go-Internasional setelah difasilitasi dengan gedung kesenian ini.
"Supaya seniman-seniman Jawa Barat yang punya kreativitas tinggi bisa main di tempat yang representatif. Disamping itu, seniman luar negeri kalau ke Indonesia juga membutuhkan tempat representif. Di Indonesia tidak ada dan baru Bandung yang memiliki," ujar Deddy Mizwar.
Sementara itu ditempat yang sama, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan gedung kesenian seluas tiga hektare ini akan dibuat seperti kompleks. Bukan hanya satu gedung kesenian supermegah, di lokasi tersebut juga akan dbangun gedung-gedung kesenian dengan kapasitas kecil dan menengah.
"Bukan langsung satu gedung besar dengan ribuan orang, tapi diperbanyak yang kecil-kecil. Ada yang 100 orang, 1.000, 5.000. Seperti komplek," ujar Ridwan Kamil.
Soal konsep desain, Ridwan Kamil meminta Zaha Hadid untuk memasukkan unsur-unsur kesenian lokal Jawa Barat. "Timnya Zaha berkenan membantu bulan depan setelah lebaran akan datang ke Bandung untuk survei. Saya titip standar internasional tapi budaya Jawa Barat harus kuat. Kalau tidak ada halangan tim bekerja akhir Desember," katanya.
Seperti diketahui, Zaha saat ini merupakan salah satu arsitek terbaik di dunia. Wanita keturunan Irak-Inggris ini dikenal kerap membangun gedung dengan menggunakan material yang tidak biasa. Ciri khas arsitekturnya tampak pada bangunannya yang unik. Profesor Applied Arts Vienna, Australia, ini kerap membangun gedung dengan banyak titik perspektif, sehingga terlihat kacau namun indah.
Karena keahliannya itu ia menjadi satu-satunya wanita yang mendapatkan penghargaan bergengsi di dunia arsitektur, Pritzker Architecture Prize pada 2004. Tak hanya itu, ia pun mendapat penghargaan arsitektur dari kerajaan Inggris, Stirling Prize, pada 2010 dan 2011.
PUTRA PRIMA PERDANA