TEMPO.CO, Bandung - Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA) menunjukkan bukti penyebaran iklan rokok di lokasi sekolah yang terdapat di lima kota yang dianggap paling banyak penyebarannya. Kota-kota tersebut adalah Bandung, Jakarta, Makasar, Padang dan Mataram.
Promosi rokok dilakukan di wilayah yang dekat dengan sekolah, yakni pemasangan spanduk, baliho, dan atribut promosi di samping gerbang masuk, jalan masuk, dan warung-warung yang berada di sekitar sekolah. Hal tersebut memicu adanya rasa ingin tahu dari para perokok pemula di kalangan remaja.
"Akibatnya bertambah banyaklah perokok pemula di kalangan remaja, itu salah satu akibat promosi besar-besaran produk iklan rokok di wilayah sekolah," ujar Ahyani Raksanagara Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Minggu 5 Juni 2015.
Ahyani berujar, permasalahan rokok bukan hanya tentang kesehatan, ekonomi atau iklan yang menyebar luas di kalangan remaja bahkan anak-anak. Namun lebih menitikberatkan pada akibat dari perokok itu sendiri. Penelitian kesehatan sudah banyak menunjukkan akibat yang timbul akibat rokok.
"Kami tidak bicara tentang industri tembakau saja, tapi bagaimana melindungi anak-anak dari bahaya rokok," kata Ahyani.
Ahyani mencontohkan, seorang ayah perokok terkena kanker pita suara. Ketika sang ayah sakit, ia diberhentikan dari pekerjaan. Dampaknya, keluarga terlantar dengan masalah ekonomi. "Yang sengsara bukan hanya perokok tapi keluarganya ikut sengsara," kata Ahyani.
Menanggapi hal tersebut, Aos W Bintang, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Bandung, mengatakan pemerintah sudah memiliki kebijakan melalui Peraturan Daerah tentang larangan merokok di ruang terbuka umum. Aos menambahkan, ada juga pelaksanaan "Hari Selasa Tanpa Rokok", sebagai upaya menciptakan kebiasaan baru bagi perokok.
"Penelitian ini akan jadi masukan bagi pemerintahan untuk memperhatikan iklan-iklan roko yang tersebar di wilayah sekolah," ujar Aos.
Penelitian yang dilakukan oleh para Dosen Fakultas Komunikasi Universitas Islam Bandung ini bekerja sama dengan pihak YPMA dan Bebas Rokok Bandung (BRB) mengimbau agar para orang tua lebih memperhatikan anak-anaknya pada saat memberi uang agar tidak disalah gunakan. Terutama untuk beli rokok.
DWI RENJANI