TEMPO.CO, Jakarta -- Erupsi Gunung Raung di Bondowoso, Jawa Timur masih terus berlangsung. Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan ketinggian erupsi mencapai 100-400 meter yang membuat tremor terus-menerus.
Sutopo menyebut suara dentuman sedang hingga keras juga terus terdengar dari gunung itu. "Suara gemuruh tedengar oleh masyarakat yang berjarak hingga 20 kilometer sehingga menimbulkan kepanikan," kata Sutopo di Jakarta, Senin, 6 Juli 2015.
Meski raungan Gunung Raung terdengar kencang, Sutopo meyakinkan belum ada alasan untuk khawatir. Alasannya, dentuman gunung terdengar keras karena kawah Gunung Raung berada sangat dalam. Selain itu, ada lubang besar yang membuat suara gemuruh menggema sehingga terkesan nyaring.
Monitoring, kata Sutopo, terus dilakukan BNPB. "Tapi intinya sampai saat ini belum ada indikasi akan terjadi erupsi besar seperti Februari 1956," ujar dia.
Demi keamanan masyarakat sekitar, BNPB menetapkan radius 3 kilometer di sekitar gunung sebagai area terlarang. Warga dilarang beraktivitas di area tersebut. Jalur pendakian juga ditutup.
Walau begitu, Sutopo menyatakan masyarakat belum perlu mengungsi. Permukiman terdekat berada pada jarak 8 kilometer dari gunung sehingga masih aman. Masyarakat hanya diimbau untuk menggunakan masker karena hujan abu tipis yang melanda beberapa desa.
BNPB menetapkan status Gunung Raung pada level Siaga 3. Menurut Sutopo, belum ada tanda-tanda kenaikan sampai level awas. "Amplitudo memang melebihi normal dan asap kelabu sampai hitam masih terlihat setinggi 100-400 meter."
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Timur dan empat kabupaten di sekitar Gunung Raung yaitu Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, dan Jember terus berkoordinasi dan mengawasi aktivitas Raung. Sutopo berujar sosialisasi pada warga terus dilakukan dan posko sudah didirikan.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA