TEMPO.CO, Jambi - Seorang anggota Kepolisian Resor Batanghari, Jambi, Brigadir Syahputra, mulai mengenal dan mempelajari hingga tertarik masuk organisasi ISIS melalui Internet. Sebelumnya, Syahputra bertugas di satuan Sabhara pada bagian informasi, sehingga sehari-hari berhadapan dengan komputer.
"Kami tidak tahu persis apakah dia mulai terpengaruh masuk ISIS dari berita di situs jejaring sosial atau tidak, tapi memang dalam kerjanya sehari-hari di kantor lebih banyak berhadapan dengan komputer," kata seorang teman kerja Brigadir Syahputra yang enggan disebutkan identitasnya kepada Tempo, Senin, 6 Juli 2015.
Orang-orang yang dekat dengan polisi asal daerah Binjai, Sumatera Utara, ini mengaku tidak melihat adanya perubahan mencolok pada diri Syahputra.
Brigadir Syahputra mulai meninggalkan tugas sejak Februari 2015 dan sebulan kemudian baru diketahui bahwa dia menjadi anggota ISIS. "Informasi yang kami terima, Syahputra meninggalkan tugas dan masuk daftar pencarian personel sejak Februari 2015," ujar juru bicara Kepolisian Daerah Jambi Komisaris Besar Alamsyah.
Brigadir Syahputra tinggal di kawasan RT 10 Kelurahan Muarobulian, Kabupaten Batanghari, Jambi. Dia memiliki seorang istri dan seorang anak berumur sekitar 3 tahun.
Para tetangga Syahputra tak ada yang mau berkomentar tentang pria itu. "Saya tidak tahu dan tolong tanya sama yang lain," tutur seorang warga RT 10 Kelurahan Muarobulian. Syahputra baru-baru ini dikabarkan meninggal di Suriah.
Sekitar awal Februari 2015, Syahputra berpamitan kepada istrinya dan hendak pulang ke Binjai, Sumatera Utara, untuk menemui orang tuanya. Ternyata, hingga Maret, Syahputra tak juga kembali. Orang tua Syahputra mengatakan anaknya itu pamit mau ke Malaysia.
Terakhir diketahui bahwa Brigadir Syahputra sudah menuju Kuwait dan bergabung dengan ISIS. Dalam organisasi itu, nama Syahputra berganti menjadi Abu Azzayn al Indunisly.
Kapolda Jambi Brigadir Jenderal Lutfi Lubihanto, pada peringatan Hari Bhayangkara 1 Juli lalu, mengatakan yang tewas itu bukan lagi anggota Polri di wilayah Provinsi Jambi. "Pemerintah sudah menegaskan siapa pun yang masuk organisasi terlarang ISIS bukan lagi WNI," ucapnya.
SYAIPUL BAKHORI