TEMPO.CO, Bandung - Musim kemarau yang melanda Kota Bandung membuat sejumlah taman kekeringan. Contohnya di Taman Fotografi dan Taman Cibeunying. Rumput-rumput di dua taman ini mulai menguning.
Selain itu, tanaman besar juga mulai meranggas dan mengugurkan daunnya. Ditambah lagi tanaman yang masih kecil tumbuh tertutup debu. Tidak hanya itu, taman-taman tersebut juga seperti tidak dirawat. Daun-daun yang berguguran dari pohon-pohon besar seolah dibiarkan bersatu dengan sampah makanan kecil yang berserakan.
Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung Arief Prasetya mengatakan pihaknya kesulitan mencari sumber air untuk menyiram tanaman. "Kami kesulitan mencari sumber air. Ada sumber air berupa sumur pantek di Kiaracondong, ternyata tidak ada airnya," kata Arief saat ditemui di Balai Kota Bandung, Senin, 6 Juli 2015.
Arief mengakui kurangnya sumber air menyebabkan beberapa taman terbengkalai. Meski demikian, dia mengklaim penyiraman telah dilakukan hingga tiga kali. "Kami sudah optimal mengupayakan sehari dua kali penyiraman, kadang tiga kali kalau cuaca sangat terik," ujarnya.
Untuk sementara ini, penyiraman difokuskan di beberapa lokasi yang tengah menjadi primadona kunjungan wisata, seperti Alun-alun dan Asia Afrika. "Penyiraman lebih sering dilakukan di median Jalan Asia Afrika karena ini menjadi destinasi wisata luar kota," ujarnya.
Arif tidak menyangka kalau taman juga terkena imbas musim kemarau yang diprediksi puncaknya terjadi pada bulan September 2015. "Saya kira taman tidak akan rusak, ternyata terkena dampak juga. Kami bekerja sama dengan PDAM meminta air baku, tapi belum dapat," ucapnya. "Menyedihkan sekali, mau Lebaran gini malah kekeringan. Padahal bakal banyak tamu," ujarnya.
PUTRA PRIMA PERDANA