TEMPO.CO, Banyuwangi - Pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung, Burhan Alethea, mengatakan Gunung Raung mengeluarkan suara gemuruh cukup keras dengan durasi kurang dari satu menit. "Gemuruh paling sering terdengar antara pukul 13.00 dan 14.30," ucap Burhan kepada Tempo, Minggu, 5 Juli 2015.
Bahkan gemuruh tersebut terdengar hingga Kecamatan Rogojampi dan Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur, dengan jarak 30 kilometer. Selain itu, terlihat asap setinggi 200-300 meter. Asap dengan kepekatan sedang-tebal itu mengarah ke Kota Banyuwangi.
Sedangkan amplitudo gempa tremor berada di angka 28 milimeter, sama dengan Sabtu kemarin. Gempa tremor menunjukkan ada aktivitas di bagian magma.
Menurut Burhan, gemuruh dan keluarnya asap menunjukkan adanya letusan bertipe strombolian. Ciri-ciri strombolian adalah letusannya kecil tapi terus-menerus mengeluarkan material pijar.
Burhan memastikan keluarnya material pijar tersebut masih bisa ditampung dalam kaldera yang berukuran 2.250 x 1.750 meter dan kedalaman 500 meter. “Status masih siaga," ucap Burhan.
Menurut Burhan, letusan Gunung Raung sebenarnya masih aman untuk penerbangan. Namun hal itu tetap bergantung pada kebijakan setiap maskapai, apakah tetap bisa melewati jalur di atas Gunung Raung atau tidak. "Masing-masing maskapai pasti memiliki standar keamanan masing-masing," ujarnya.
Aktivitas vulkanis Gunung Raung meningkat sejak 21 Juni 2015. Karena itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Badan Geologi menaikkan status gunung tersebut dari waspada (level II) menjadi siaga (level III) pada Senin, 29 Juni 2015, pukul 09.00.
IKA NINGTYAS