TEMPO.CO, Malang - Wilayah yang mengalami kekeringan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada musim kemarau tahun ini diprediksi masih banyak. Sebab, dalam dua tahun terakhir, jumlah kecamatan yang paling sering mengalami kekeringan sehingga sulit mendapatkan air bersih cenderung meningkat.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang E.K. Hafi Lutfi mengatakan, pada 2013, kekeringan melanda empat kecamatan yang meliputi sejumlah desa. Pada 2014, kekeringan menimpa 10 kecamatan yang meliputi 16 desa.
Adapun pada musim kemarau tahun ini diprediksi kekeringan melanda delapan kecamatan, yakni Sumbermanjing Wetan, Bantur, Donomulyo, Gedangan, Pagak, Tirtoyudo, Kalipare, dan Singosari. “Mayoritas kecamatan itu terletak di wilayah selatan Kabupaten Malang, bermedan berat, dan berbukit-bukit,” kata Lutfi, Minggu, 5 Juli 2015.
Berpatokan pada prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, musim kemarau datang pada pekan terakhir Juni dan memuncak pada Agustus. BPBD Kabupaten Malang menetapkan masa tanggap darurat kekeringan Juli-September.
Menurut Lutfi, berbagai persiapan dilakukan BPBD Kabupaten Malang untuk menghadapi musim kering, terutama guna memenuhi kebutuhan air bersih warga. “Sama dengan tahun lalu, kami akan mendistribusikan 800 ribu liter air bersih,” ujarnya.
Lutfi menjelaskan, BPBD sudah menyiapkan dua truk tangki. Adapun Perusahaan Daerah Air Minum serta Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang masing-masing menyiapkan lima truk. Truk-truk itu berkapasitas 5-7 ribu liter air. “Setiap kali ada permintaan air bersih, kami siap mendistribusikannya,” ucapnya.
Selain menyiapkan pengiriman air bersih, BPBD akan menyebarkan tandon air ke lokasi yang mengalami kekeringan guna menampung air bersih. Sumur-sumur air yang masih mungkin dimanfaatkan akan difungsikan, seperti di Dusun Blandit Timur, Kecamatan Singosari.
Lutfi mengatakan BPBD sudah mengajukan proposal permohonan bantuan kepada pemerintah pusat untuk memfungsikan sumur-sumur itu. Sebab dana pemerintah Malang untuk mengatasi kekeringan sangat terbatas.
Untuk mengatasi kekeringan tahun ini, BPBD menganggarkan Rp 600 juta. Ditambah anggaran tiga instansi lain, total dana bencana yang dimiliki pemerintah Malang Rp 2 miliar.
ABDI PURMONO