TEMPO.CO Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengaku kaget mendengar kabar beredarnya daging busuk di Kota Bandung. Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan kejahatan dengan mengedarkan daging busuk selalu terjadi mendekati Hari Raya Idul Fitri.
"Saya kaget, tapi ini bukan hal baru. Ini terjadi di mana-mana juga. Tingkat konsumsi daging orang Bandung cukup tinggi," kata Ridwan Kamil di Loop Station di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu, 4 Juli 2015.
Untuk mengantisipasi kecurangan penjualan daging di Bandung, ia meminta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan bersama pihak kepolisian lebih sering menggelar operasi. "Khususnya suplai yang biasa jadi kebutuhan pokok, seperti beras dan daging," ujarnya.
Ridwan Kamil berharap tak ada lagi praktek curang dalam suplai-suplai kebutuhan bahan pangan Lebaran. "Mudah-mudahan tidak ada beras tidak jelas. Yang beli daging ayam jangan sampai kena formalin, kalau daging sapi tidak kena daging busuk," tuturnya.
Kepolisian Resor Besar Kota Bandung bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung menemukan daging sapi busuk seberat 10 ton yang disimpan dalam sebuah kontainer ukuran besar di daerah Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jumat, 3 Juli 2015. Daging busuk tersebut ternyata sudah sejak enam bulan lalu dipasarkan ke sejumlah pasar tradisional dan kafe di wilayah Kota Bandung.
“Dari semua daging yang tersimpan di kontainer, 75 persen daging sudah tidak layak konsumsi. Daging ini diperjualbelikan di pasar-pasar dan kafe di wilayah Kota Bandung,” ucap kepala Polrestabes Bandung Komisaris Besar Polisi Angesta Romano Yoyol, Jumat, 3 Juli 2015.
Yoyol mengatakan penemuan daging busuk tersebut berawal dari laporan masyarakat. Di sekitar tempat penyimpanan daging tercium aroma busuk yang bersumber dari sebuah kontainer besi yang berada tak jauh dari pabrik es batu di kawasan Sumur Bandung. “Ini juga sebagai tindak lanjut dari laporan masyarakat atas temuan daging berbau busuk di berbagai pasar,” ujarnya.
PUTRA PRIMA PERDANA