TEMPO.CO, Makassar - Kondisi dua anggota Polisi Resort Gowa Brigadir Dua Usman dan Brigadir Mus Muliadi, yang menjadi korban pembacokan di Bundaran Samata, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, mulai membaik. Bahkan, Usman sudah diperbolehkan meninggalkan RS Bhayangkara, kendati masih harus rawat jalan.
Juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat Komisaris Besar Frans Barung Mangera mengatakan Mus Muliadi sempat kritis sesaat setelah dibacok sekitar 20 orang tak dikenal. Sampai sekarang Mus Muliadi belum bisa dimintai keterangan.
Bersama Brigadir Irvanuddin yang meninggal di TKP, Mus Muliadi dan Usman diserang kelompok tidak dikenal di pos polisi di depan Bundaran Samata, Kamis, 2 Juli dinihari. Kelompok orang tidak dikenal yang memakai scraft itu menyerang membabi buta menggunakan parang. Mereka juga membawa senjata api.
Akibat aksi brutal itu, Irvanudin meninggal karena kehabisan darah dengan luka terbuka di leher belakang, lengan kanan dan bahu kanan, serta telinga kiri terputus. Mus Muliadi mengalami luka terbuka di leher belakang dan punggung serta luka tusuk di pantat, paha, dan betis. Sementara Usman menderita luka terbuka di kepala belakang.
Dalam insiden berdarah itu, dua anggota Polres Gowa lainnya, Brigadir Sulaiman dan Brigadir Firdaus, selamat dari serangan brutal. Musababnya, keduanya tengah makan di samping pos polisi. Mereka sempat melihat penganiayaan rekannya sesaat sebelum puluhan pelaku yang menewaskan Irvanudin kabur.
Sejauh ini Barung menyatakan pihaknya masih menyelidiki kasus penyerangan brutal itu. Kepolisian belum menetapkan seorang pun sebagai tersangka. Bahkan, dua orang yang dicurigai sebagai pelaku yang sempat ditangkap akhirnya dibebaskan lantaran tak cukup bukti. "Kami masih bekerja. Mohon doanya agar kasus ini bisa segera terungkap," kata Barung, Jumat, 3 Juli 2015.
TRI YARI KURNIAWAN