TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 52 persen dari total alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia berusia lebih dari 30 tahun. Hal ini diungkapkan Center for Strategic and International Studies dalam sebuah diskusi "Situasi dan Kondisi Alutsista TNI" di Jakarta, Jumat, 3 Juli 2015.
Berdasarkan data CSIS, hingga Desember 2014, TNI mengoperasikan 160 jenis alutsista. Terdiri dari 64 persenjataan matra darat, 56 sistem senjata matra laut, dan 40 senjata matra utara. "Namun bayangkan, setengahnya lebih berusia uzur, ini harus jadi perhatian ketika kecelakaan terjadi terus-terusan," kata Peneliti CSIS Iis Gindarsah.
Meski begitu, kata Iis, usia uzur tidak masalah asal memenuhi dua faktor. Pertama, perawatan dan pemeliharaan yang baik. Dan kedua, relevansi alutsista yang ada dengan karakter ancaman pertahanan.
Ia menyarankan agar TNI fokus pada modernisasi alutsista Angkatan Laut. Pasalnya, agar sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo menjadikan Indonesia negara pusat maritim dunia. "Selama 10 hingga 15 tahun ini baru ada 7 kapal perang lepas pantai yang diakusisi AL. Selama ini, pembelian aset lebih kepada kapal patroli cepat sebanyak 22 unit," kata Iis.
Selasa, 30 Juni 2015 lalu, pesawat Hercules C-130b milik TNI Angkatan Udara jatuh di Medan, Sumatera Utara. Pesawat keluaran 1964 itu jatuh setelah mengalami kerusakan mesin dan menabrak sebuah antena di sekitar Lapangan Udara Soewondo, Medan. Dalam kejadian itu, 122 korban jatuh yang terdiri dari personel militer dan warga sipil. Akibat kejadian ini, TNI AU mengandangkan sejumlah pesawat Hercules yang mereka miliki.
INDRI MAULIDAR