TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan semua pihak sebaiknya menunggu saja soal kepastian jadi tidaknya reshuffle kabinet. Isu perombakan kabinet menguat setelah Presiden Jokowi memberi nilai soal kinerja menterinya. Perombakan dilakukan guna memperbaiki kinerja pemerintahan.
"Tunggu saja, tunggu saja," kata Jusuf Kalla ketika ditanya wartawan soal reshuffle di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 3 Juli 2015.
Jusuf Kalla juga tidak mau mengomentari terkait dengan siapa saja sosok yang seharusnya dirombak atau terlibat dalam perombakan kabinet tersebut.
Di tempat terpisah, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan menginginkan Presiden Joko Widodo tidak melakukan reshuffle selama bulan Ramadan karena banyak hal lain yang perlu lebih diperhatikan.
"Saya sampaikan kepada Presiden, Pak sekarang menghadapi Ramadan, tolong prioritaskan soal harga sembako. Juga jangan ada soal reshuffle," kata Zulkifli Hasan, setelah bertemu Presiden di Komplek Istana Kepresidenan, Jumat, 3 Juli 2015.
Menurut Ketua MPR, saat ini bukanlah waktu yang tepat mengingat para menteri sedang bekerja keras untuk rakyatnya.
Sementara itu, politisi senior Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengatakan, jika mencermati bahasa tubuh Presiden Joko Widodo, tampaknya ia akan segera melakukan reshuffle kabinet.
Reshuffle kabinet itu adalah hak prerogatif presiden sehingga bisa kapan saja ia melakukannya. "Saya menduga bisa saja reshuffle itu dilakukan setelah Lebaran," kata Priyo, pada diskusi Dampak Isu Reshuffle terhadap Dinamika Politik dan Ekonomi di Daerah di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Rabu, 1 Juli 2015.
FAIZ N. | ANTARA