Buatan 1964
Hercules itu dibuat Lockheed Martin Corporation, pabrikan Amerika Serikat, pada 1964. Pesawat tersebut dibeli pada masa Presiden Sukarno dan menjadi bagian dari Skuadron Udara 32/Angkut Berat yang bermarkas di Malang, Jawa Timur. Sebelum jatuh di Medan dan menewaskan semua awak serta penumpangnya, burung besi itu tengah dalam misi Penerbangan Angkutan Udara Militer.
Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko mengatakan sejumlah pesawat militer Indonesia, termasuk Hercules, sudah uzur. Namun ia mengklaim burung besi tersebut masih layak terbang karena dirawat dengan baik. “Anggota kami cukup tekun dalam memperbaiki dan memoles,” kata Moeldoko di Jakarta, 2 Juli 2015.
Untuk Hercules, menurut Moeldoko, TNI memiliki pesawat pabrikan Lockheed Martin, Amerika Serikat, itu dari berbagai tahun. Sebanyak delapan unit buatan 1960-an awal, 12 unit diproduksi pada 1978, dan sisanya, enam unit bikinan 1980-an. “Jadi alat angkut udara kita usianya cukup tua,” katanya.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Dwi Badarmanto mengatakan, setelah kecelakaan di Medan, TNI AU menghentikan sementara operasional semua Hercules. Pengandangan itu dilakukan sampai hasil investigasi penyebab jatuhnya Hercules C-130B A-1310 keluar.
REZA ADITYA