Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

TRAGEDI HERCULES: Sipil Bisa Naik, Begini Ceritanya  

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Sejumlah personil TNI AU mengusung peti jenazah korban kecelakaan pesawat Hercules C 130 ke rumah duka di kawasan Magliawan, Pakis, Malang, Jawa Timur, 2 Juli 2015. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Sejumlah personil TNI AU mengusung peti jenazah korban kecelakaan pesawat Hercules C 130 ke rumah duka di kawasan Magliawan, Pakis, Malang, Jawa Timur, 2 Juli 2015. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Pekanbaru - Kepala Penerangan dan Perpustakaan Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Kapten Muhammad Rizwar  menjelaskan, pesawat Hercules memang hanya dapat ditumpangi keluarga tentara.

Masyarakat sipil yang menumpangi Hercules tersebut mendapat surat rekomendasi dari keluarganya yang lain yang berprofesi sebagai anggota tentara.

Begitu juga dengan mahasiswa asal Ranai, Natuna, Kepaulauan Riau. Mereka bisa pulang kampung menumpangi Hercules lantaran memiliki surat permohonan dari paguyuban dan organisasi mahasiswa setempat.

"Kami sifatnya memfasilitasi untuk membantu masyarakat, memberi kemudahan bagi mereka pulang kampung," katanya.

Pesawat Hercules dengan nomor A1310 itu jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, pada Selasa, 30 Juni 2015. Pesawat dipiloti Kapten Sandy Permana.

Hercules nahas itu lepas landas dari Pangkalan Udara Suwondo, Medan, pukul 11.48 WIB. Pesawat mengangkut 12 kru dan 101 penumpang.

Tragedi jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Medan, Sumatera Utara tidak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga Tentara. Tetapi juga rombongan mahasiswa asal Ranai, Natuna, Kepulauan Riau.

Para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Pekanbaru itu turut menjadi korban Hercules nahas. Mereka memilih menumpang pesawat itu dalam rangka liburan Hari Raya Idul Fitri lantaran akses transportasi laut sangat sulit.

"Perjalanan naik kapal laut sudah tidak ada lagi akhir bulan," kata mahasiswa asal Ranai, Adi, kepada Tempo, Kamis, 2 Juli 2015.

Adi beserta keluarganya di Ranai kini tengah berduka. Dia kehilangan saudara sepupunya, Alfin Syahroni, 19 tahun, dalam peristiwa itu. Keduanya mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika (STMIK) Riau.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adi menceritakan, tiga hari sebelum kejadian mereka sudah merencanakan pulang kampung ke Ranai. Tapi Alfin belum bisa pulang lantaran masih ada jadwal kuliah. "Saya pulang duluan naik pesawat komersiil," kata Adi.

Menurut Adi, semula Alfin berencana pulang kampung menaiki kapal laut. Namun sejak tanggal 27 Juni 2015 akses menuju Ranai ditutup. Rute kapal berubah ke daerah lain menyusul arus mudik Lebaran. "Tidak ada lagi kapal ke kampung kami," ujarnya.

Pertimbangan lain, pesawat komersiil menuju Natuna terbilang mahal. Untuk satu penumpang bisa menelan biaya Rp 1,5 juta.

Menurut Adi, Alfin akhirnya memutuskan berangkat naik Hercules berkat surat rekomendasi yang sudah diurus oleh ayahnya. "Sebelumnya dia juga sudah pernah naik Hercules," kata dia.

Alasan serupa juga dialami mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Musyawir. Dia juga turut menjadi korban. Musyawir merupakan mahasiswa yang aktif di Resimen Mahasiswa UIN Riau.

Musyawir bisa naik Hercules dengan mengantongi surat rekomendasi dari organisasinya di kampus yang juga berbasis militer dengan memanfaatkan jaringan di TNI AU.

"Kami keluarkan surat permohonan dari Menwa agar dia bisa pulang naik Hercules," kata mantan Komandan Menwa, Fathurachman Alfaruq, saat dihubungi Tempo.

RIYAN NOFITRA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

47 Orang Tewas, 49 Luka-luka Dalam Kecelakaan Pesawat Hercules Filipina

5 Juli 2021

Petugas berada dilokasi kecelakaan pesawat militer Filipina Lockheed C-130 di Patikul, Provinsi Sulu, Filipina, 4 Juli 2021. Korban tewas sebagian besar meruapakan personel militer dan tiga warga sipil. Armed Forces of the Philippines - Joint Task Force Sulu/Handout via REUTERS
47 Orang Tewas, 49 Luka-luka Dalam Kecelakaan Pesawat Hercules Filipina

Ke-96 penumpang dari Pesawat C-130 Hercules milik Militer Filipina yang jatuh pada Ahad kemarin berhasil diidentifikasi.


Belasan Orang Meninggal Dalam Kecelakaan Pesawat Militer Filipina

4 Juli 2021

Pesawat angkut militer C-130J Super Hercules ini  dikembangkan oleh Lockheed Martin. Pesawat angkut taktis ini memiliki bobot angkut 19 ton yang  dapat membawa 92 tentara, atau 6 palet, atau 2-3 HMMWV, atau pengangkut personel lapis baja M113 tunggal. Untuk versi panjangnnya, C-130J-30 memiliki kapasitas muatan 20 ton. Itu bisa membawa 128 tentara, atau 8 palet dengan kargo. Lockheedmartin.com
Belasan Orang Meninggal Dalam Kecelakaan Pesawat Militer Filipina

Sebanyak 17 orang meninggal dalam kecelakaan pesawat Angkatan Udara Filipina pada Ahad ini, 4 Juli 2021.


Jatuhnya Hercules, Mayor Marlon Sang Inspirator Keluarga

20 Desember 2016

Mayor Pnb Marlon Kawer. istimewa
Jatuhnya Hercules, Mayor Marlon Sang Inspirator Keluarga

Mayor Marlon, pilot sekaligus instruktur, adalah putra Biak yang menjadi salah satu korban jatuhnya Hercules TNI AU.


Korban Hercules Asal Magetan Dimakamkan Dekat Keluarga  

19 Desember 2016

Suasana pemakaman jenazah Peltu Suyata korban pesawat Hercules C- 130HS dengan nomer registrasi A1334 yang jatuh di Wamena Papua saat prosesi pemakaman di TMP Suropati 19 Desember 2016. Peltu Suyata meninggalkan 1 orang istri dan 4 orang anak. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Korban Hercules Asal Magetan Dimakamkan Dekat Keluarga  

Jenazah Agung dikebumikan di tempat pemakaman milik keluarga di Kelurahan Mranggen, Kecamatan Maospati.


Hercules Jatuh, DPR Minta TNI Investigasi Perawatan Pesawat

19 Desember 2016

Prajurit TNI, Polri dan warga mengevakuasi puing pesawat Hercules yang jatuh di kawasan Gunung Lisuwa, Kampung Maima, Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya, 18 Desember 2016. Pesawat TNI AU C-130 Hercules bernomor ekor A-1334 yang membawa 13 awak mengalami musibah saat melakukan misi
Hercules Jatuh, DPR Minta TNI Investigasi Perawatan Pesawat

Charles Honoris, mengatakan TNI harus menginvestigasi secara komprehensif terkait perawatan dan pengelolaan skuadron pesawat miliknya.


TNI AU: Para Penerbang Terus Berlatih Pendaratan Darurat  

19 Desember 2016

Sejumlah pelajar menyaksikan secara langsung Pesawat Hercules A-1326 TNI AU dalam pameran Bulan Dirgantara Indonesia HUT TNI AU ke 70 di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, 15 April 2016. Pameran yang bertajuk Dirgantara Edu-Tech Expo 2016 menampilkan sejumlah pesawat tempur, teknologi kedirgantaraan serta alutsista TNI AU. TEMPO/Imam Sukamto
TNI AU: Para Penerbang Terus Berlatih Pendaratan Darurat  

TNI Angkatan Udara mengatakan langkah pengadaan pesawat militer sesuai dengan rencana strategis AU.


Menteri Ryamizard: Tunggu Hasil Penyelidikan Penyebab Jatuhnya Hercules

19 Desember 2016

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menaiki kabin helikopter SAR tempur EC-725 Super Cougar pesanan Kementerian Pertahanan di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, 25 November 2016. TEMPO/Prima Mulia
Menteri Ryamizard: Tunggu Hasil Penyelidikan Penyebab Jatuhnya Hercules

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu belum mau berkomentar terkait dengan jatuhnya pesawat angkut TNI jenis Hercules C130 A-1334.


Korban Hercules, Madu dari Pelda Agung yang Tak Sampai  

19 Desember 2016

Prajurit TNI, Polri dan warga mengevakuasi puing pesawat Hercules yang jatuh di kawasan Gunung Lisuwa, Kampung Maima, Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya, 18 Desember 2016. Pesawat TNI AU C-130 Hercules bernomor ekor A-1334 yang membawa 13 awak mengalami musibah saat melakukan misi
Korban Hercules, Madu dari Pelda Agung yang Tak Sampai  

Korban jatuhnya pesawat hercules A-1334, Pembantu Letnan Dua Agung Sugihantono, sempat membelikan madu untuk ayahnya.


Panglima TNI Beri Penghormatan untuk Korban Hercules Jatuh  

19 Desember 2016

Personil Paskhas TNI AU mengusung peti jenazah Peltu Suyata korban pesawat Hercules C- 130HS dengan nomer registrasi A1334 yang jatuh di Wamena Papua saat prosesi pemakaman di TMP Suropati 19 Desember 2016. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Panglima TNI Beri Penghormatan untuk Korban Hercules Jatuh  

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberikan penghormatan terakhir kepada prajurit yang menjadi korban jatuhnya pesawat Hercules A-1334.


Ini Alasan Kenapa TNI Masih Butuh Banyak Hercules  

19 Desember 2016

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat mengunjungi salah satu posko medis di Kabupaten Pidie Jaya, DI Aceh, Kamis, 8 Desember 2016. FOTO/Dispen TNI AD
Ini Alasan Kenapa TNI Masih Butuh Banyak Hercules  

Gatot Nurmantyo mengaku sudah mendapat instruksi dari Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kemampuan alutsista dirgantara.