TEMPO.CO , Jakarta - Popularitas Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini semakin memuncak menjelang pemilihan wali kota dan wakil wali Kota Surabaya. Akibatnya para pesaingnya yang akan ikut dalam pesta demokrasi di Kota Surabaya itu harus menyusun berbagai strategi untuk mengalahkannya.
Salah satu pesaing Risma dari kalangan Media dan Olahraga, Dhimam Abror, mengklaim telah mengetahui berbagai kelemahan dan kelebihan Risma. Dengan modal pengetahuan itu, dia menyakini bisa bersaing menghadapi Risma. “Tentu saya menyiapkan diri dan strategi sebaik mungkin untuk menandingi popularitas Risma,” kata dia, Rabu 1 Juni 2015.
Adapun salah satu strateginya, kata dia, dengan mengandalkan jaringan media untuk berkomuikasi dengan semua kalangan, baik kalangan menengah keatas maupun menengah kebawah. Bahkan, ia mengaku telah melakukan komunikasi dengan kalangan bawah atau warga kurang mampu untuk mendengarkan aspirasinya demi kebaikan kota surabaya kedepannya. “Karena saya mantan wartawan, maka saya yakin bisa masuk ke semua kalangan,” kata dia.
Selain itu, Ketua harian KONI Jawa Timur ini juga mengaku akan menggunakan jaringan olahraga untuk mendulang suaranya. Jaringan ini, lanjut dia, diyakini akan banyak pengikutnya karena warga olahraga banyak menganggap Risma tidak mempedulikan masalah olahraga Surabaya, terutama sepak bola Kota Surabaya. “Ini salah satu kelemahan Bu Risma, banyak yang menganggap kurang peduli warga sepak bola,” ujarnya.
Abror juga merangkul sejumlah partai politik untuk bekerjasama dan bersatu untuk mengalahkan calon inkumben itu. Dia juga melirik koalisi Majapahit yang dibentuk enam partai. Dia optimistis jika didukung koalisi itu, dirinya bisa bersaing ketat dengan Risma. “Kalau partai memang serius, ayo bekerjasama,” kata dia.
MOHAMMAD SYARRAFAH