TEMPO.CO, Surabaya - Menjelang arus mudik dan balik Lebaran 2015, inflasi di Jawa Timur akan dipengaruhi oleh kenaikan harga transportasi umum, terutama angkutan udara. Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Timur M. Sairi Hasbullah mengatakan inflasi Jawa Timur tak hanya dipengaruhi komoditas makanan jadi, tapi juga kenaikan harga tiket pesawat.
“Arus penumpang di Bandara Juanda nomor dua setelah Bandara Soekarno-Hatta. Kenaikan harga tiketnya bisa melampaui rata-rata nasional. Ini akan menyumbang inflasi yang tinggi,” ujar Sairi di kantornya, Rabu, 1 Juli 2015.
Menurut dia, di Jawa Timur, kebutuhan konsumen akan angkutan udara sangat tinggi. Harga tiket kereta api, ucap dia, juga diprediksi turut terkerek menjelang arus mudik dan balik Lebaran.
Badan Pusat Statistik Jawa Timur mencatatkan, inflasi Juni 2015 sebesar 0,45 persen. Inflasi bulan ini dipicu oleh beberapa komoditas, di antaranya daging ayam ras, telur ayam ras, apel, bensin, gula pasir, tarif listrik, beras, mi, pisang, dan es.
“Kenaikan ayam ras sebesar 6,4 persen dan telur ayam ras sebesar 7,76 persen masih disebabkan oleh naiknya harga pakan ternak seiring melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar. Kebutuhan daging ayam ras dan telur selama Ramadan juga meningkat,” ujar Sairi.
Subkelompok transportasi juga menyumbang inflasi sebesar 0,19 persen akibat kenaikan harga bensin jenis Pertamax dan Pertamax Plus.
Namun angka inflasi di Jawa Timur itu dinilai lebih rendah dibanding inflasi nasional sebesar 0,54 persen. Pemberian ongkos angkut disebut memberikan kontribusi penekanan angka inflasi di Jawa Timur. “Intervensi Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupa ongkos angkut cukup berpengaruh menurunkan angka inflasi daerah itu,” tutur Sairi.
ARTIKA RACHMI FARMITA