TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Pertahanan DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Tubagus Hasanuddin, menganggap pemerintah perlu meningkatkan alokasi dana perawatan pesawat bagi militer.
Menurut dia, keterbatasan dana TNI berakibat hanya separuh dari alat utama sistem persenjataan TNI yang bisa dioperasikan. Sisanya tak bisa dioperasikan karena suku cadangnya dipakai untuk pesawat lain (kanibal). Masalah ini akan menjadi satu pertanyaan yang akan diajukan dalam uji kelayakan dan kepatutan Panglima TNI.
"Dana tersebut sangat penting mengingat TNI perlu alutsista yang berkualitas," kata Tb. Hasanuddin di gedung DPR, Jakarta kemarin. Alokasi anggaran TNI dalam APBN tahun ini meningkat menjadi Rp 150-200 triliun atau sekitar 1,5 persen anggaran nasional.
Dana ini sudah meliputi pemeliharaan pesawat TNI. Minimnya alokasi dana pemeliharaan dan perawatan pesawat militer ini kerap menjadi dalih dari kecelakaan pesawat militer di Indonesia. Termasuk dua kejadian terakhir: meledaknya pesawat TNI di Bandar Udara Halim Perdanakusuma dan jatuhnya Hercules Angkatan Udara di Medan.
"Secara teknis saya tidak tahu detail pemeliharaannya, tapi menurut pengamatan saya sistem pemeliharaan sekarang sudah maksimal," kata Hasanuddin menjelang uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI di Kompleks Parlemen, Jakarta, kemarin.
"Kesimpulannya, semua anggaran sudah dipakai optimal tapi maintenance pun ada batasnya mengingat pesawat nahas tersebut sudah berusia 51 tahun," dia menjelaskan.
Calon Panglima TNI selanjutnya akan ditanyai ihwal kesiapan dan kebutuhan alutsista TNI.
RADITYA PRADIPTA