TEMPO.CO, Bandung - Ketua Pusat Studi Politik & Keamanan Universitas Padjadjaran, Muradi, mengatakan, dengan jatuhnya pesawat Hercules C-130, dalam dua bulan terakhir sudah tiga pesawat milik TNI Angkatan Udara yang mengalami kecelakaan. “Itu semua sudah tua. Seharusnya kalau sudah 30 tahun umurnya masuk kandang. Ini masih rutin mutar. Mobil aja mogok,” kata dia saat dihubungi Tempo, Selasa, 30 Juni 2015.
Muradi berpendapat, bagi TNI Angkatan Udara dan Angkatan Laut, alustsista adalah jantungnya. “Sudah, berhenti hibah, berhenti beli bekas, berhenti membeli dari broker dengan hibah, beli baru dengan skema G to G, itu satu-satunya cara yang bisa menghentikan rentetan kecelakaan pesawat dan kapal perang,” kata dia.
Muradi menegaskan, pemerintah harus berhenti menerima hibah untuk pemenuhan standar Minimum Esential Forces (MEF). Dia beralasan, pesawat hibah itu pesawat tua. “Pesawat F16 hibah dari Amerika Serikat itu setelah dipakai 20 tahun di sana,” kata dia.
Muradi menuturkan, selain pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Medan, sebelumnya dua pesawat tempur F16 mengalami kecelakan. Antara lain, satu terbakar di Halim Perdanakusuma dan satu lagi di Lanud Iswahyudi, Madiun.
Adapun pesawat Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara jatuh di Jalan Jamin Ginting Medan Sumatera Utara, hari ini sekitar pukul 12.00 WIB. Pesawat menimpa sebuah hotel dan bangunan sekitar. Saat ini proses evakuasi masih berlanjut.
Sebanyak 10 personel Pasukan Khas (Paskas) 462/Pulanggeni, Pekanbaru, jadi korban dalam rombongan pesawat Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara yang jatuh.
Komandan Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Kolonel (Pnb) Khairil Lubis, mengatakan pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Medan melakukan penerbangan rutin setiap bulannya untuk mengangkut logistik ke berbagai daerah.
Khairil menuturkan, pesawat semula terbang dari Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh, Malang. Kemudian bermalam di Halim Perdanakusuma, Jakarta. Setelah itu lanjut ke Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.
Pesawat berangkat menuju Medan pukul 08.00 WIB pada 30 Juni 2015 sambil membawa 10 personel Paskas 462/Pulanggeni, Pekanbaru, dalam rangka pergantian prajurit operasi di satuan radar Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Nahas, pesawat itu jatuh seusai take off dari Pangkalan Udara Suwondo, Medan, menuju Tanjung Pinang.
AHMAD FIKRI