TEMPO.CO Pekanbaru -Korban pesawat C-130 Hercules yang jatuh di Medan, Sumatera Utara, Serda Ainul Abidin, 35 tahun, sempat berpesan kepada mertuanya Oma Amir, 63 tahun saat akan memboyong istri dan dua anaknya ke Ranai, Tanjung Pinang, menumpangi pesawat nahas itu.
"Bapak tenang saja, saya akan menjaga anak dan istri sampai akhir hayat," kata Amir, menirukan ucapan Ainul saat akan berangkat naik Hercules, Selasa, 30 Juni 2015.
Ucapan itu meluncur dari mulut Ainul saat Amir meminta agar Ainul tidak membawa anak dan istrinya ke Ranai. Firasat tidak enak dirasakan Amir saat mereka akan berpamitan pada malam hari sebelum kejadian.
Menurutnya, pihak keluarga sejak awal berat melepas keberangkatan mereka. Istri Ainul, Tri Astuti Indah Sari, 35 tahun menangis saat berpamitan kepada kedua orangtuanya. "Anak saya menangis kepada ibunya malam sebelum keberangkatan," ujarnya.
Amir sempat meminta Ainul menunda keberangkatan hingga Kamis depan menggunakan pesawat komersil. Namun lantaran masa izinnya segera habis, ia tetap bersikukuh berangkat bawa anak dan istrinya naik Hercules agar cepat kembali bertugas.
Ainul merupakan personil TNI Angkatan Darat yang bertugas di Kodim, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau. Ia bertugas di sana sejak September 2014. Sebelumnya dia bertugas di markas Arhanudse, Kubang, Kampar.
Ia menyempatkan diri pulang ke Pekanbaru untuk menjemput istri dan dua anaknya Rizki Putri Rahmadani, 9 tahun dan Muhamad Arif Wijaksono, 6 tahun untuk dibawa ke Ranai, tempat dia bertugas. Selama di Pekanbaru, dia dan istrinya mengurus surat pindah sekolah kedua anaknya.
Ainul dan keluarga turut menjadi korban pesawat Hercules yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, siang tadi sekira pukul 12.00. Ada banyak anggota Tentara maupun warga sipil turut menumpangi pesawat itu dari Pekanbaru.
Informasi dihimpun Tempo, ada sekitar 27 Mahasiswa asal Ranai juga menumpang untuk pulang dengan pesawat milik TNI AU itu. Namun sejauh ini belum ada data resmi diperoleh dari Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.
Data sementara, ada sepuluh personil Paskhas 462/Pulanggeni, Pekanbaru dalam rombongan tersebut. "Benar, ada sepuluh prajurit kami," kata Komandan Batalion Paskhas Letkol Pasukan Solihin.
RIYAN NOFITRA