TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pesawat Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara pada Selasa siang, 30 Juni 2015 jatuh di kawasan permukiman di Jalan Jamin Ginting, Medan Sumatera Utara. Pesawat yang membawa 12 kru ini, terbang dari Landasan Udara Halim Perdanakusuma mengangkut logistik militer. Belum diketahui jumlah pasti korban dan penyebab kecelakaan.
Indonesia tercatat pernah menjadi negara di belahan bumi selatan yang memiliki armada Hercules C-130 terbanyak. Sejak 1958, Indonesia punya 31 unit pesawat buatan Lockheed Martin ini dengan berbagai varian. Tapi pada 1999 Amerika Serikat menjatuhkan embargo kepada Indonesia karena masalah Timor-Timur.
Akibat sanksi yang baru dicabut pada 2005 itu, militer Indonesia tak bisa membeli suku cadang. Akibatnya, seperti dikutip dari situs globalsecurity.org, TNI AU terpaksa melakukan kanibalisasi suku cadang pesawat, termasuk terhadap Hercules yang diandalkan untuk mengangkut logistik dan operasional TNI.
Gara-gara kesulitan suku cadang itulah, pada 2009 silam armada Hercules Indonesia tercatat menyusut menjadi hanya sebelas pesawat yang bisa dioperasikan. Pengurangan ini selain karena setidaknya ada 17 pesawat yang dikandangkan akibat tak punya suku cadang dan telah berusia renta, juga terhitung ada empat kecelakaan yang melibatkan pesawat ini.
Kecelakaan pertama pesawat yang rata-rata sudah berusia lebih dari 20 tahun ini terjadi pada 20 November 1985 saat Hercules yang mengangkut 10 awak jatuh di Gunung Sibanyak, Sumatera Utara. Lalu pada 5 Oktober 1991, pesawat sejenis gagal mendarat dan menimpa permukiman warga di Condet, Jakarta Timur. Sebanyak 132 orang tewas dalam insiden itu.
Kecelakaan lain yang menimpa Hercules terjadi pada 20 Mei 2009 dekat Landasan Udara Iswahyudi, Madiun Jawa Timur. Pesawat jatuh menimpa desa dan menewaskan 97 orang.
GLOBALSECURITY.ORG | PRAGA UTAMA