TEMPO.CO, Medan - Pesawat Hercules yang jatuh di Jalan Raya Medan - Kabupaten Karo kilometer 10,5 terbang mengantongi izin. Pesawat milik Tentara Nasional Angkatan Udara itu terbang dari Lanud Soewondo menuju Natuna, Kepulauan Riau, Selasa siang 30 Juni 2015.
Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriatna mengatakan, pesawat hercules itu memiliki izin terbang." Dari daftar yang kami terima ada 101 penumpang dan 12 kru di dalam pesawat," kata Agus Supriatna di lokasi kejadian, Selasa patang.
Dari data yang diperoleh Tempo, pesawat terbang pukul 11.48 WIB dengan sprint terbang nomor SPT 117/ VI/ 2015. Tipe pesawat nahas adalah C 130 dengan nomor pesawat A 1310. Pesawat diawaki penerbang I: Kapten perbang Sandy Permana, penerbang II: Letnan satu penerbang Pandu Setiawan, dan Letnan Satu Penerbang Dian Sukma P.
Di dalam pesawat nahas juga terdapat sejumlah kru seperti navigator: kapten navigasi Setiawan, juru radio udara Sersan Mayor Bambang H, juru mesin Pembantu Letnan Satu Ibnu Kohar dan Pembantu Letnan Dua Andik S. Selain itu juru mesin udara II Pembantu Letnan Dua Parijo, Instruktur Load Master Pembantu Letnan Satu Ngadiman, Load Master II Pembantu Letnan Satu Yahya Koman dan Pembantu Letnan Dua Agus serta Ekstra Kru: Prajurit Dua Afrian
Ada sejumlah penumpang warga sipil. Tempo menemui keluarga penumpang pesawat Hercules yang berangkat dari Lanud Soewondo Medan menuju Pulau Natuna,Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Risma Purba (17) tahun putri boru Sihombing penduduk Kabupaten Batu menuturkan, putrinya akan berangkat ke Natuna dari Bandara Polonia Medan mengunjungi salah satu putri boru Sihombing (kakak Risma) di Natuna.
"Mereka naik pesawat Hercules dari Polonia Medan sekitar pukul 13.30 WIB tujuan Natuna. Tapi belum beranjak jauh dari Polonia, kami mendengar pesawat jatuh," kata Boru Sihombing kepada Tempo, Selasa 30 Juni 2015.
Risma, ujar Boru Sihombing baru saja menamatkan sekolah menengah atas dan berencana melanjutkan kuliah." Dia putri harapan saya. Dia cantik dan baik hati. Kami sekeluarga tidak menyangka dia pergi secepat ini," ujar Boru Sihombing pilu.
Penumpang sipil yang lain adalah kakak beradik Yosephin boru Sihombing pelajar kelas 3 salah satu SMA di Medan dan Gadis Boru Sihombing pelajar Kelas 2 SMP di Medan. Menurut paman kedua korban, Sinambela, ponakannya diberangkatkan dari Bandara Polonia Medan menuju Natuna." Tujuan kedua ponakan saya ingin liburan dan mengunjungi ayahnya yang bertugas sebagai prajurut TNI Angkatan Darat di Natuna," kata Sinambela kepada Tempo.
SAHAT SIMATUPANG