TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat menyesalkan tragedi jatuhnya pesawat Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara. Ketua Komisi Pertahanan DPR Mahfud Siddiq mengatakan kecelakaan ini menjadi momentum evaluasi alat utama sistem pertahanan dalam negeri yang selama ini terlalu banyak menerima hibah alutsista bekas dari luar negeri.
"Kasus ini menunjukkan urgensi perlunya modernisasi alutsista dengan meninggalkan pola hibah. Membeli barang bekas risikonya terlalu besar," kata Mahfud di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa, 30 Juni 2015.
Pesawat milik TNI Angkatan Udara jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, sekitar pukul 12.00. Pesawat tersebut membawa 12 prajurit Batalion Pasukan Khas (Paskas) 462 Pulanggeni, Pekanbaru, untuk pergantian prajurit operasi di satuan radar Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Pesawat menimpa sebuah hotel dan bangunan sekitar. Lebih dari sepuluh orang tewas akibat kecelakaan ini. Mahfud mengatakan pesawat C-130 tersebut merupakan hibah dari Australia yang telah di-upgrade di Singapura pada 2013.
Anggota Komisi dari Fraksi Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menyatakan hal serupa. Ia mendesak Menteri Pertahanan menghentikan penerimaan hibah alutsista yang berkualitas buruk. "Kita tak tahu bagaimana pemilik sebelumnya merawat barang itu. Kalau kita lengah, kita yang tanggung risiko dari barang bekas," ujar Muzani.
Baca Juga:
Muzani yakin dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara mencukupi untuk pembelian alutsista baru. "Ada dana meski tidak maksimal."
PUTRI ADITYOWATI