TEMPO.CO, Yogyakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berencana berziarah ke makam Pangeran Diponegoro di Makassar pada Senin, 6 Juli 2016. “Untuk menelusuri sejarah,” kata Wakil Ketua Komisi Kesejahteraan Rakyat DPRD DIY Atmaji, Selasa, 30 Juni 2015.
Ziarah ke makam Pangeran Diponegoro merupakan bagian dari kunjungan kerja Komisi D DPRD DIY di Makassar selama 6-9 Juli 2015. “Selama tiga harian,” ucapnya sembari menunjuk rencana kunjungan yang tertulis di white board ruangannya. Di sana tercatat anggaran transportasi masing-masing peserta sebesar Rp 3,3 juta pergi-pulang Yogyakarta-Makassar.
Selain diikuti 13 legislator, perwakilan dari delapan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) mitra Komisi Kesejahteraan Rakyat akan disertakan. SKPD itu antara lain Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Biro Kesejahteraan Rakyat. “Jadi tidak hanya ke makam Diponegoro saja,” ujarnya.
Ia menuturkan, melalui kunjungan itu, Pemprov DIY ingin melakukan studi perbandingan dan menjajaki peluang kerja sama dengan pemerintah daerah Makassar. Dalam merawat makam Pangeran Diponegoro, misalnya, “Mungkin bisa ada kerja sama entah dalam bentuk apa,” katanya.
Pangeran Diponegoro adalah pahlawan nasional. Lahir di Yogyakarta tahun 1785, ia meninggal saat menjalani masa pembuangan oleh pemerintah Belanda di Makassar pada 1855. Pada 1825-1830, ia memimpin perang Jawa, perang dengan kerugian paling besar dalam sejarah penjajahan Belanda di Indonesia.
Anggota Komisi D, Anwar Hamid, menyatakan sudah semestinya Pemprov DIY melestarikan sejarah Pangeran Diponegoro. “Dia adalah tokoh orang Yogyakarta,” ujarnya.
ANANG ZAKARIA