TEMPO.CO, Semarang - Pemerintah Jawa Tengah menjamin persediaan dan harga kebutuhan pokok saat Ramadan terkendali. Pemerintah daerah setempat juga siap menggelar operasi pasar bila terjadi gejolak harga yang tak wajar.
“Harga dipantau saban hari. Kami selalu laporkan hasil pantauan lewat e-mail ke Kementerian Perdagangan. Tenggat pengiriman e-mail pukul 13.00, tak boleh lebih,” kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah Wahyu Miatiningsih pada Selasa, 30 Juni 2015.
Hasil pantauan saat ini, harga kebutuhan pokok di pasaran belum mengalami kenaikan signifikan. “Ini karena persediaan bahan pangan masih ada,” Wahyu menambahkan.
Wahyu menyebutkan kebutuhan beras di Jawa Tengah mencapai 30 ribu ton per bulan. Pada Ramadan dan menjelang Lebaran ditambah 20 persen. Sedangkan kebutuhan dapur, seperti bawang merah, cabai, dan gula, masih tersedia untuk memenuhi kebutuhan di atas empat bulan ke depan.
Ia mengimbau masyarakat tak perlu panik karena saat ini pemerintah sedang siaga untuk pelayanan menjaga kebutuhan publik. “Begitu ada laporan, langsung ditanggapi. Tengah malam harus kami jawab. Sebab, dalam tiga jam tak dijawab, kinerja kami dianggap merah,” ujarnya.
Anggota Komisi Perekonomian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah, Messy Widiastuti, menyatakan tidak semua komoditas pangan di Jawa Tengah naik. Menurut dia, rata-rata yang naik daging sapi. Itu pun tak melebihi 10 persen. Hasil pantauan di lapangan menunjukkan beras yang tersimpan di gudang Bulog Jawa Tengah masih tersedia 150 ribu ton. Namun ia mengingatkan agar pemerintah mengantisipasi adanya manipulasi harga dan bahan pangan.
“Ada kelompok yang memanipulasi beras biasa diklaim menjadi beras non-insektisida yang harganya lebih tinggi,” tutur Messy.
EDI FAISOL