TEMPO.CO, Jakarta - Calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Letnan Jenderal Purnawirawan Sutiyoso, menyebut keamanan negara selama pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak perlu menjadi perhatian. Hal ini disampaikannya dalam uji kepatutan dan kelayakan di Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat.
"Di bidang politik, pelaksanaan pilkada serentak berpotensi menimbulkan ancaman stabilitas politik. Perlu diwaspadai akan terjadi kerusuhan di wilayah yang akan cukup menganggu keamanan," kata Sutiyoso saat memaparkan visinya sebagai Kepala BIN, Selasa, 30 Juni 2015.
Ia juga mengemukakan masalah ekonomi yang mengancam ketahanan negara. "Penurunan nilai rupiah, masalah pemerataan pembangunan, dan stabilitas fiskal APBN menjadi isu yang harus diperhatikan," kata mantan Gubernur Jakarta ini. "Selain itu, gelombang El Nino akan terjadi pada Juni hingga November tahun ini akan mengancam stabilitas pangan."
Sutiyoso menyebut pula konflik di beberapa negara yang berpotensi mengancam ketahanan. Misalnya, masalah imigran ilegal, dan isu perbatasan di Ambalat. Selain itu, kejahatan terorganisir misalnya narkoba dan perdagangan manusia menjadi perhatiannya pula. Sedangkan di bidang teknologi, "Perang terhadap kejahatan cyber masih lemah. Apalagi pengguna Internet di Indonesia kebanyakan adalah remaja yang rawan terhadap paham-paham ekstrim."
Mantan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia ini menjalani uji kepatutan dan kelayakan di Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat. Sebelumnya, Sutiyoso ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal Kepala BIN pada 8 Juni lalu. Jika proses uji kelayakan di Komisi Intelijen DPR hari ini mulus, lulusan Akademi Militer Angkatan Darat tahun 1968 ini menggantikan Letnan Jenderal Purnawirawan Marciano Norman. Pria 70 tahun itu akan menjadi kepala BIN paling sepuh dalam sejarah Indonesia.
INDRI MAULIDAR