Menteri Ekonomi yang Disorot
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil masuk daftar rapor merah karena dinilai kurang memberi backup kepada Presiden tentang makroekonomi. “Koordinasi para menteri ekonomi dinilai kurang bagus,” kata salah satu pejabat Istana.
Sofyan Djalil menyatakan siap dicopot seandainya benar rapornya merah. "Kalau saya tak populer dan di-reshuffle, tak ada masalah," ujarnya.
Nama lain yang masuk daftar merah adalah Menteri Perdagangan Rachmat Gobel. Jokowi dalam sebuah rapat kabinet kerja di Istana Bogor, Maret lalu dikabarkan murka lantaran Gobel tak melaporkan kenaikan harga beras hingga Rp 10.300 per kilogram.
Selain soal kabar beras plastik di Bekasi, Gobel juga dianggap bertanggung jawab atas lamanya dwelling time atau waktu labuh kontainer di pelabuhan sebelum memulai perjalanan darat. Rachmat Gobel sendiri mengaku sudah bekerja maksimal. “Tak bisa melakukan perubahan dalam waktu tiga-enam bulan.
Baca juga: Jokowi dan Curhat Soal Loyalitas Menteri
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro sebenarnya tak terlalu bermasalah dalam menangani bidang teknis keuangan. Tapi menurut pejabat Istana, Jokowi memberi ponten merah atas komunikasi politik Bambang ke parlemen. Bambang dinilai tidak memiliki wibawa politik yang baik, tidak seperti ketika Menteri Keuangan dijabat Agus Martowardojo atau Sri Mulyani Indrawati. Ketika ditanyai soal ini, Bambang memilih irit berkomentar. “Saya serahkan ke Presiden,” katanya.
Jokowi dikabarkan kecewa dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said. Pangkal soalnya antara lain negosiasi Freeport, Blok Mahakam, dan kisruh pelantikan pejabat eselon I di Kementerian Energi. Tapi, di luar masalah itu, Jokowi puas terhadap kinerjanya. Sudirman pun menyatakan legawa jika ternyata harus dicopot dari jabatan menteri. “Saya tidak berkeberatan diganti,” ujarnya.
Selanjutnya: Menteri Andrinof, Tedjo, dan Yudddy