TEMPO.CO, Banyuwangi - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Raung dari waspada (level II) menjadi siaga (level III) pada Senin, 29 Juni 2015, pukul 09.00 WIB.
Atas peningkatan status itu, PVMBG merekomendasikan agar warga tidak mendak hingga radius 3 kilometer dari puncak.
Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Hendra Gunawan mengatakan aktivitas Gunung Raung kali ini lebih besar dibanding saat berstatus siaga pada 2012. "Kalau 2012 aktivitasnya bertahap, sekarang terjadi percepatan," ucap Hendra saat dihubungi Tempo, Senin, 29 Juni 2015.
Hendra menjelaskan, gunung di perbatasan Banyuwangi-Jember-Bondowoso tersebut saat ini mengeluarkan lava pijar setiap enam jam sekali. Saat berkabut, lava pijar itu akan terlihat seperti sinar api di puncak Gunung Raung. Dari hasil pantauan kamera pengintai (CCTV), sinar api tersebut pun terlihat lebih besar dibanding pada Mei-Juni 2015.
Lava pijar juga memicu keluarnya asap setinggi 300-400 meter. Pada Mei-awal Juni 2015, ketinggian asap hanya 100-200 meter. Asap inilah yang mengakibatkan hujan abu di Jember dan Bondowoso.
Kegempaan tremor meningkat signifikan sejak tiga hari lalu dari 11 kali menjadi 21 kali sehari. Kegempaan itu disertai suara gemuruh dan berdentum yang terdengar oleh warga hingga radius 10 kilometer dari puncak Gunung Raung.
Status Gunung Raung meningkat dari normal menjadi waspada (level II) pada Kamis, 13 November 2014. Sebelumnya, pada 22 Oktober 2012, Gunung Raung pernah berstatus siaga. Bahkan, sejak itu, Raung telah meletus kecil.
IKA NINGTYAS