Ayat lain menyebutkan, "Dan kami hamparkan bumi itu, kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh, dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali mengingat Allah,".
Selain itu, ada ayat yang menyebutkan, "Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung kokoh diatasnya, Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makan-makanan penghuninya dalam empat masa, penjelasan itu sebagai jawaban bagi orang-orang yang bertanya.".
A'ak lantas menyederhanakan isi Al Quran dengan menyatakan bahwa tidak ada satupun ayat yang menjelaskan bahwa gunung boleh dimanfaatkan untuk pertambangan.
Tafsirnya, gunung sebagai pengembang biak binatang, penyubur tanaman, penyedia air untuk manusia, penyejuk pandangan dan sebagainya. Dia mengatakan bahwa tidak satupun ayat yang menyatakan bahwa gunung boleh dibor, dan diambil panas buminya.
"Karena apa ? Al Quran tidak menghitung untung rugi, Al Quran menghitung kemanfaatan jangka panjang, karena bumi ini bukan warisan kepada kita, melainkan titipan buat anak cucu kita," ujarnya.
Lantas A'ak mengutip sikap Nabi Muhammad kepada gunung. "Bahwa kami sangat mencintai Gunung Uhud dan Gunung Uhud sangat mencintai kami," kata A'ak menirukan seruan Nabi Muhammad.
Menurut A'ak, antara Rasulullah, umat Islam memiliki hubungan emosional yang sangat tinggi dengan gunung. Dia mengutip satu cerita ketika Nabi Muhammad kelaparan dan mengikatkan batu pada perutnya selama tiga hari.
Malaikat Jibril yang melihatnya sangat terenyuh dan menangis. Kemudian Jibril bertanya, "Ya Rasul, kamu ini kekasih Allah, kamu minta apapun oleh Allah, pasti diberikan."
Jibril berkata lagi, "Kenapa kamu lapar, kamu menahan perutmu dengan batu, kamu manusia terbaik, kalau kamu mau, aku akan jadikan Gunung Uhud sebagai emas, agar kamu tidak miskin, agar kamu tidak kelaparan. tidak ada yang tidak mungkin, tinggal kun fayakun, gunung sebesar itu bisa menjadi emas."
Apa jawaban Rasulullah ? "Tidak wahai Jibril." Apa artinya ? "Rasulullah menolak tambang. Yang menolak tambang berarti menaati sunnah Rasul," kata A'ak menyimpulkan tafsir itu.
A'ak mungkin lupa bahwa potensi energi panas bumi di Indonesia mencakup 40% potensi panas bumi dunia. Areanya tersebar di 251 lokasi pada 26 propinsi di Indonesia.
Total potensi energinya 27.140 MW atau setara 219 milyar ekuivalen barrel minyak. Kapasitas terpasang saat ini 1.194 atau 4% dari seluruh potensi yang ada.
Manfaat lainnya, pembangkit listrik tenaga panas bumi hampir tidak menimpulkan polusi atau emisi gas rumah kaca. Tenaga ini juga tidak berisik dan dapat diandalkan.
Pembangkit listik tenaga geothermal menghasilkan listrik sekitar 90%, dibandingkan 65-75 persen pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Sayangnya, potensi besar panas bumi Indonesia sebagai sumber energi terbarukan belum banyak dimanfaatkan. Pemerintah belum serius mengembangkannya, selain ada penolakan dari sekelompok warga seperti yang dilakukan Laskar Hijau itu.
DAVID PRIYASIDHARTA | UWD