TEMPO.CO, Jakarta - Tiga petugas satuan pengamanan alias satpam Universitas Negeri Makassar (UNM) dibacok sekelompok orang tidak dikenal di pos sekuriti UNM Kampus Parang Tambung, Kecamatan Tamalate, Makassar, Rabu dinihari, 24 Juni 2015. Belum diketahui motif penyerangan brutal itu.
Adapun tiga korban penganiayaan itu adalah Saharuddin, 34 tahun, warga Takalar, mengalami luka bacok pada bagian punggung; Abdul Salam (40), warga Takalar, luka robek bagian kepala; serta Muharram (20), luka robek dari bagian kepala sampai telinga kiri dan luka robek pada bahu kiri dan tangan kiri.
Saharuddin dilarikan ke Rumah Sakit Haji Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan Muharram dirawat di Rumah Sakit Labuang Baji, Makassar. Hingga kini, ketiga korban masih menjalani perawatan intensif. "Kami masih selidiki aksi penyerangan yang dilakukan sekitar 30 orang itu," kata juru bicara Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Makassar, Komisaris Andi Husnaeni, Rabu, 24 Juni 2015.
Saat empat petugas satpam UNM berjaga di pos sekuriti sekitar pukul 00.00 Wita, tiba-tiba sekitar 30 orang mendatangi lokasi kejadian dengan mengendarai sepeda motor. Mereka berbagi tugas, ada yang berjaga di luar kampus dan ada yang mendatangi pos sekuriti. Berdasarkan keterangan korban, Husnaeni menyebut ciri-ciri pelaku, yakni berbadan tegap dan model rambutnya cepak.
Tanpa banyak basa-basi, sekelompok orang itu langsung melakukan penyerangan membabi-buta terhadap para sekuriti. "Mereka melakukan aksinya dilengkapi beragam senjata tajam, seperti parang dan badik," ujar Husnaeni. Dalam kejadian itu, salah seorang petugas satpam, Hendra, 49 tahun, berhasil menyelamatkan diri.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, polisi menduga aksi penyerangan itu salah sasaran. Pasalnya, korban dan saksi sempat mendengar salah satu pelaku menyampaikan, "Bukan ini yang dicari," kepada para pelaku yang lain. Setelah itu, mereka meninggalkan lokasi kejadian ke arah Jalan Malengkeri. "Diduga, para korban itu bukan targetnya," tutur Husnaeni.
Kepada polisi, Hendra menerangkan, sesaat sebelum kejadian, dia tengah berjaga bersama tiga rekannya yang menjadi korban penyerangan kelompok orang tak dikenal itu. Tiba-tiba, para pelaku mendatangi pos sekuriti dan menganiaya semua orang yang ada dalam pos itu. Hendra yang berada di teras pos sekuriti berhasil kabur menyelamatkan diri.
Hendra bersembunyi di sekitar pos sekuriti. Di situ, warga Kabupaten Gowa itu mendengar percakapan beberapa pelaku yang menyatakan para petugas satpam yang dikeroyok bukanlah orang yang mereka cari. Setelah itu, komplotan pelaku penyerangan itu bergegas meninggalkan lokasi kejadian.
TRI YARI KURNIAWAN