TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya mengatakan pembahasan sampah yang dilakukan di Kantor Presiden pada Selasa, 23 Juni 2015, akan dilanjutkan pada level menteri koordinator bidang perekonomian.
Dalam rapat itu, Presiden Jokowi menilai tak ada kota di Tanah Air yang berhasil membenahi persoalan sampah meskipun program dan aturan sudah dibuat sejak lama.
Siti Nurbaya beralasan, regulasi mengenai pengelolaan sampah ini complicated, termasuk di antaranya undang-undang, peraturan pemerintah, dan aturan-aturan terkait.
"Aturan-aturan itu setelah kita dalami satu per satu belum bisa menjawab situasi lapangan. Makanya Pak Presiden mengatakan masih banyak kesulitan di lapangan," ucapnya seusai rapat di Kantor Presiden. Dia menargetkan, minggu depan, pembahasan di tataran menteri koordinator akan dilaporkan ke Presiden.
Dia menuturkan yang harus terjawab dalam penanganan ini adalah cara agar sampah benar-benar habis serta berhasil membuat lingkungan yang baik dan bersih bagi masyarakat.
Dalam pengelolaan sampah sebagai sumber daya ekonomi, permasalahan menjadi kompleks karena banyak aturan yang harus diadu mulai 2008, 2011, hingga 2013.
Pembahasan yang paling penting mengurai kompleksitas itu pada level menteri koordinator, kata Siti, harus melihat dan mengurai proses bisnisnya sejak dari rumah tangga.
"Dalam bahasa teknisnya, mulai sumber, timbunlah sampah, dipilah, diangkut, diolah, sampai ke ujungnya tempat pembuangan atau mesin. Ini diurai dulu," ujarnya. Di mana masyarakat terlibat? Di mana dunia usaha tertarik untuk masuk? Lalu di mana pemda betul-betul berperan?
Pemerintah, kata dia, sudah mempunyai beberapa gagasan untuk menangani sampah. Dia menuturkan Presiden Jokowi memerintahkan untuk melakukan terobosan-terobosan, mulai business process hingga regulasi, terutama pada Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Undang-undang itu muncul era Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar. "Kalau lihat usaha pemerintah daerah membereskan sampah, belum ada yang utuh lengkap. Kalau kita biarkan, akan begini terus," ucapnya.
ALI HIDAYAT