TEMPO.CO, Makassar - Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan “Danny” Pomanto meminta agar nama Jalan Penghibur di depan rumah jabatan Wali Kota Makassar diganti dengan nama lain. “Karena banyak masukan ke saya, yang menilai nama 'penghibur' identik dengan hal negatif,” kata Danny di Balai Kota Makassar, Selasa, 23 Juni 2015.
Menurut Danny, keluhan tidak hanya datang dari warga Makassar, tapi juga dari warga luar kota. “Malu rasanya jika dibaca orang,” kata Danny.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar Marimin Tahir mengatakan akan berkoordinasi lebih dulu untuk mengubah nama jalan itu. “Padahal untuk memilih nama jalan harus sesuai persetujuan DPRD,” kata Marimin.
Marimin mengatakan, selain usulan dari Wali Kota, banyak usulan dari tokoh masyarakat ke Dinas Perhubungan agar menggunakan nama jalan dari tokoh atau pejuang dari Makassar. Selain mengabadikan tokoh lokal, hal itu menjadi kebanggaan bagi warga di Makassar.
Menurut Marimin, nama-nama jalan yang dipasang sekarang sudah mencantumkan huruf lontarak. Nantinya, Dinas Perhubungan akan melengkapi nama jalan dengan kode pos. Hal itu dilakukan agar masyarakat mudah mengetahui kode wilayahnya jika ingin berkirim surat atau paket. “Bahkan jika perlu, kami akan berikan tanda, untuk membedakan jalan nasional, jalan provinsi, dan jalan kota,” katanya.
Marimin mengatakan, seiring dengan perkembangan kota, banyak sekali jalan yang belum memiliki nama. Sehingga warga sekitar berinisiatif memberikan sendiri nama sesuai dengan selera mereka.
Marimin menambahkan, di Makassar juga masih ada nama jalan wilayahnya yang terlalu panjang. Jadi, perlu dibagi menjadi dua atau tiga nama. “Misalnya di Jalan Perintis Kemerdekaan, jalannya sangat panjang, sementara di sana banyak kantor dan kampus,” kata Marimin.
MUHAMMAD YUNUS