TEMPO.CO, Banda Aceh – Kepala Dinas Pengairan Aceh Syamsul Rizal mengaku tak pernah mendapat ancaman sebelum rumahnya dilempari granat oleh orang tak dikenal. “Tidak pernah ada ancaman, baik langsung maupun lewat handphone,” kata Syamsul kepada Tempo, Sabtu, 20 Juni 2015.
Rumah Syamsul yang terletak di Kompleks Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Kawasan Lampinueng, Banda Aceh, dilempari granat pada Jumat, 19 Juni 2015. Kala itu, dia bersama keluarganya sedang berbuka puasa. “Ledakannya sangat keras. Saya sedang berbuka,” ucapnya.
Setelah mendengar ledakan, Syamsul ke luar rumah untuk melihat kondisi. Dua mobil yang diparkir di depan rumahnya rusak ringan. Kacanya pun pecah. “Setelah itu, saya melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Juga membuat pengaduan dan memberi keterangan ke polisi,” ujarnya.
Syamsul mengaku bingung apa yang membuat rumahnya menjadi sasaran kekerasan. Sebab, selama ini, dia merasa tidak memiliki musuh atau tidak ada ancaman dan teror kepadanya. Kasus tersebut diserahkan sepenuhnya ke polisi.
Kepolisian kini masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut serta memburu pelakunya. “Kasus dan motifnya masih dalam penyelidikan polisi,” kata Kepala Kepolisian Resor Kota Banda Aceh Kombes Zulkifli.
ADI WARSIDI