Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Badan Geologi: Ini Penyebab Tebing Pantai Gunungkidul Ambrol

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Warga memadati lokasi runtuhnya tebing yang menimpa wisatawan di Pantai Sadranan, Tepus, Gunung Kidul, Yogyakarta, 18 Juni 2015. Personel evakuasi gabungan terdiri dari Tim Tanggap Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gunungkidul, Search and Rescue DIY, tentara, dan polisi. TEMPO/Pius Erlangga
Warga memadati lokasi runtuhnya tebing yang menimpa wisatawan di Pantai Sadranan, Tepus, Gunung Kidul, Yogyakarta, 18 Juni 2015. Personel evakuasi gabungan terdiri dari Tim Tanggap Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gunungkidul, Search and Rescue DIY, tentara, dan polisi. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.CO , Yogyakarta: Peneliti Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral memprediksi ambrolnya tebing karang di Pantai Sadranan Tepus Gunungkidul yang menewaskan sejumlah wisatawan pada Rabu 17 Juni lalu merupakan akumulasi dari fenomena penataan lempeng samudera di bawah benua Asia.

Penyusupan antar lempeng Samudera Hindia tersebut memicu terangkatnya permukaan bumi, terutama bagian sepanjang pantai Laut Jawa, yang masih terjadi sampai saat ini.

Dalam proses terangkatnya permukaan pantai inilah kerap memicu batuan Gunungsewu yang berada di pesisir Gunungkidul terjadi retakan-retakan dengan bentuk tegak (atas ke bawah). Sistem retakan ini sifatnya membujur dari barat ke timur atau meliputi sejumlah pantai selatan Jawa.

“Kecepatan retakan akibat penunjaman lempeng dan terangkatnya permukaan itu lumayan cepat, sekitar 1-1,5 sentimeter per tahun,” ujar peneliti Utama Pusat Survei Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Bandung, Jawa Barat, Hanang Samodra, saat dihubungi Tempo, Jumat, 19 Juni 2015.

Kondisi batuan karst atau kapur atau gamping di Gunungsewu yang kaku dan keras ikut meningkatkan resiko dampak bahaya jika retakan batuan terus memanjang. “Batuan itu tak akan longsor sedikit-sedikit, tapi ambrol karea tak punya daya ikat lagi,” ujarnya.

Yang mempercepat retakan itu melebar, menurut Hanang, di antaranya karena air hujan yang intensif masuk dan mempercepat pelapukan. Minimnya vegetasi turut mempercepat menyusupnya air hujan ke retakan terdalam batuan pula.

Terkait intensifnya empasan air laut yang menyebabkan batuan karang berongga dan mempercepat ambrol, Hanang menilai, tak begitu signifikan pengaruhnya.

Hanang juga belum berani menyimpulkan apakah ambrolnya tebing Sadaranan lalu sebagai dampak lanjutan dari gempa hebat di Yogyakarta pada 2006 silam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kalau gempa 2006 disebabkan karena tumbukan lempeng bawah benua yang terlalu keras, terlalu jauh mengaitkan ambrolnya tebing ini dengan gempa itu,” ujarnya.

Badan Geologi menyatakan, sesungguhnya tak ada cara yang benar-benar efektif guna memperlambat atau menghentikan retakan batuan di sepanjang pantai selatan Jawa. “Kecuali mengisolir tebing-tebing rawan itu dari jangkauan manusia guna mengurangi resiko,” ujar Hanang. Tebing-tebing yang dideteksi sudah memiliki retakan, disarankan langsung dipagari.

Untuk melakukan mitigasi bencana tebing ambrol di sepanjang pantai selatan itu, Badan Geologi merekomendasikan dilakukan pemetaan ulang pada seluruh tebing pantai selatan. Badan Geologi sendiri pekan depan rencananya hendak memantau kondisi di lokasi Pantai Sadaranan.

Bupati Gunungkidul Badingah menuturkan akan segera membentuk semacam tim yang melibatkan berbagai unsur agar kejadian itu tak terulang.

“Ini benar-benar fenomena alam yang tak bisa diprediksikan, perlu evaluasi ulang kondisi pengamanan di pantai, termasuk penambahan rambu larangan,” ujar Badingah.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

5 hari lalu

Sejumlah warga melihat Jembatan Gondoruso di Kecamatan Pasirian yang terputus akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru pada Jumat (19/4/2024). (ANTARA/VJ Hamka Agung Balya)
Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

Bencana banjir dan longsor yang dipicu intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru menimbulkan korban jiwa dan merusak sejumlah fasilitas


Update Info Terbaru Bencana Tanah Longsor di Tana Toraja

9 hari lalu

Tim SAR gabungan mencari korban tanah longsor yang dinyatakan hilang di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin 15 April 2024. Basarnas Makassar secara resmi menutup operasi SAR bencana tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (13/4) malam di dua titik di daerah itu setelah dua korban yang dinyatakan hilang berhasil ditemukan sehingga total korban meninggal dunia akibat bencana tersebut menjadi 20 orang. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Update Info Terbaru Bencana Tanah Longsor di Tana Toraja

Proses pencarian dihentikan sementara usai BNPB menemukan 2 korban terakhir dalam bencana tanah longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.


Longsor di Tana Toraja, Tim Gabungan BNPB Temukan 20 Korban Meninggal

9 hari lalu

Tim SAR gabungan mengangkut kantong berisi jenazah korban tanah longsor di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin 15 April 2024. Sebanyak dua korban yang dinyatakan hilang akibat tanah longsor di daerah itu berhasil ditemukan sehingga total korban yang meninggal dunia menjadi 20 orang. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Longsor di Tana Toraja, Tim Gabungan BNPB Temukan 20 Korban Meninggal

BNPB melaporkan telah menemukan 20 korban dalam bencana longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.


BMKG Sebut Hujan Bakal Meningkat Seminggu ke Depan, Apa Penyebabnya?

9 hari lalu

Ilustrasi--Pengguna memeriksa informasi cuaca di situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG. (ANTARA/Zubi Mahrofi/uyu)a
BMKG Sebut Hujan Bakal Meningkat Seminggu ke Depan, Apa Penyebabnya?

BMKG juga mengimbau mewaspadai Antecedent Precipitation. Hujan apa ini?


Longsor di Tana Toraja, Warga yang Selamat Diungsikan ke Gereja

10 hari lalu

Warga berada di area terdampak tanah longsor di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin 15 April 2024. Tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (13/4) malam tersebut menewaskan 18 orang yang tersebar di dua titik yakni 14 orang di Palangka, Kecamatan Makale dan empat orang di Lembang Randanbatu, Kecamatan Makale selatan, Tana Toraja sementara dua korban lainnya masih dalam pencarian. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Longsor di Tana Toraja, Warga yang Selamat Diungsikan ke Gereja

Longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, menelan 18 korban jiwa. Tim evakuasi membangun posko pengungsi di gereja setempat.


Tanah Longsor di Tana Toraja, BNPB: Sebanyak 14 Orang Meninggal

10 hari lalu

Proses evakuasi korban tanah longsor di Makale, Tana Toraja, Minggu, 14 April 2024. ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulsel
Tanah Longsor di Tana Toraja, BNPB: Sebanyak 14 Orang Meninggal

Peristiwa tanah longsor tersebut dipicu oleh hujan berintensitas tinggi di wilayah dengan kondisi tanah yang tidak stabil.


Terjadi Longsor di Sekitar Gudang Bahan Peledak Milik PT Antam

11 hari lalu

Petugas memeriksa lokasi longsor di sekitar gudang bahan peledak milik PT Antam Unit Bisnis Penambangan Emas (UBPE) Pongkor, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad, 14 April 2024. Foto: ANTARA/HO-Humas Polres Bogor
Terjadi Longsor di Sekitar Gudang Bahan Peledak Milik PT Antam

Polsek Nanggung, Polres Bogor melaporkan terjadi longsor di sekitar gudang bahan peledak milik PT Antam Unit Bisnis Penambangan Emas (UBPE)


14 Orang Meninggal Akibat Tanah Longsor di Tana Toraja

11 hari lalu

Petugas membawa anjing pelacak mencari warga yang hilang saat tanah longsor dari puncak bukit mengubur 10 rumah dan lebih dari 30 rumah terdampak di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 25 Maret 2024. Sementara ini 9 orang dinyatakan masih hilang, lebih dari 30 rumah tertimbun longsor, serta lebih dari 300 jiwa mengungsi di kantor desa dan sekolah. TEMPO/Prima Mulia
14 Orang Meninggal Akibat Tanah Longsor di Tana Toraja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tana Toraja hingga kini masih mencari warga yang dilaporkan hilang akibat tanah longsor.


Sempat Longsor, Polisi Buka Tutup Jalan di Jalur Banjarwangi-Singajaya Garut

13 hari lalu

Pemudik bersepeda motor bersama keluarganya melintas ke arah Garut di Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 8 April 2024. Jalur mudik selatan via Nagreg dan Limbangan tahun ini tak lagi dihiasi kemacetan dengan durasi lama setelah tol Cisumdawu beroperasi sepenuhnya. Sebagian kendaraan roda empat ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur saat ini tak perlu lagi melintasi jalur mudik non tol di Jawa Barat untuk hindari kemacetan. TEMPO/Prima mulia
Sempat Longsor, Polisi Buka Tutup Jalan di Jalur Banjarwangi-Singajaya Garut

Sempat ada longsor yang menutup jalan, polisi melakukan buka tutup di jalur Banjarwangi-Singajaya Garut tersebut.


Jalan Tol Bocimi Kembali Beroperasi Pasca Longsor, Satu Lajur KM 64+600 B Dibuka Fungsional

14 hari lalu

Pekerja mengoperasikan alat berat saat perbaikan ruas jalan tol Bocimi KM 64 yang ambles di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin, 8 April 2024. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengupayakan penanganan sementara dengan melakukan pemasangan tiang pancang guna memperkuat bagian yang terdampak longsor dan penanganan permanen baru akan dilakukan pascalebaran 2024 dalam waktu tiga bulan penanganan. ANTARA/Henry Purba
Jalan Tol Bocimi Kembali Beroperasi Pasca Longsor, Satu Lajur KM 64+600 B Dibuka Fungsional

Pertimbangan hanya membuka satu lajur tol Bocimi dilakukan atas dasar keselamatan.